Home » Istri Watimpres Habib Muhammad Luthfi, Hadiri Kirab Merah Putih Sepanjang 165 Meter
Istri Watimpres Habib Muhammad Luthfi, Hadiri Kirab Merah Putih Sepanjang 165 Meter.

Istri Watimpres Habib Muhammad Luthfi, Hadiri Kirab Merah Putih Sepanjang 165 Meter (Foto: Han/KanalMuria)

GROBOGAN, KanalMuria – Kirab pemuda dalam kebangsaan digelar dengan mengarak bendera merah putih sepanjang 165 meter. Bendera ini diarak dari Makam Ki Ageng Selo menuju Pondok Pesantren Darul Kailani yang diasuh Abah Choeroni.

Acara dimulai sejak pukul 14.00. Kirab diawali dari arak-arakan kereta kuda yang ditumpangi perwakilan dari keraton Surakarta dan Istri Habib Lutfhi, Syarifah Salma bin Hasyim bin Yahya. Dari Makam Ki Ageng Selo rombongan menuju Pondok Darul Kailani.

Di tengah jalan, iringan kereta itu bertambah dengan bergabungnya pasukan drum band. Kemudian truk pemuat gunungan hasil tani. Lalu pasukan dari berbagai perguruan silat yang membawa bendera raksasa. Ditambah dengan 1.000 pemuda pembawa bendera merah putih yang kecil dengan memakai tongkat.

Rombongan ini tiba di pondok sekitar pukul 16.00 WIB. Acara dilanjutkan dengan atraksi-atraksi dari drum band. Para pendekar pencak silat. Lalu disambung dengan orasi kebudayaan dari Pengasuh Ponpes Darul Kailani, Kiai Khoeroni. Prosesi kemudian diakhiri dengan rebutan gunungan hasil tani.

Pengasuh Ponpes Darul Kailani Kiai Khoeroni menyebut kirab ini memiliki beberapa makna. Pertama untuk menyambut hari jadi Grobogan ke 297. Yang jatuh pada 4 Maret nanti. Selain itu untuk menunjukkan pemuda di Grobogan memegang teguh NKRI. Acara tersebut juga dawuh dari Maulana Habib Muhammad Luthfii.

“Kirab bendera merah putih untuk menunjukkan harkat dan martabat negara ini. Karena memang sudah diperjuangkan sejak dahulu,” kata Kiai Khoironi.

Pesan lainnnya menurutnya penting bagi generasi muda untuk menghargai apa yang telah diperjuangkan pendahulu. Yang diwujudkan dengan mengarak bendera merah putih raksasa itu.

“Kalau gunungan ini bukti bahwa Tuhan telah memberikan rahmatnya sehingga. Melalui para petani dan orang tua kita menghasilkan bahan makanan yang bisa menghidupi,” jelasnya.

Ia pun berharap acara seremonial seperti itu menjadi penggugah bagi generasi muda untuk terus berkarya dan menjaga persatuan bangsa, sebagaimana yang telah diwariskan para pendiri bangsa. (han/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *