
Sandiaga Uno (Foto: Dok Kemenparekraf)
NUSA DUA, KanalMuria – Melimpahnya event internasional di Indonesia tahun ini memberikan optimisme perolehan devisa sektor pariwisata. Terutama dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, target USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 26,35 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per dollar AS), untuk perolehan devisa negara, dapat tercapai.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyebut, banyaknya perhelatan event internasional, secara tidak langsung akan mempromosikan Indonesia ke ranah global. Selain tentang keindahan alam, namun juga soal kearifan lokal seperti tarian tradisional dan kerajinan tangan.
Melalui salah satu rangkaian agenda KTT G20, Spouse Program, menjadi contoh ajang promosi yang dapat dilakukan. Dengan program ini, para istri kepala negara G20 bisa menyaksikan secara langsung kearifan lokal Indonesia, dari makanan, tarian, sampai produk karya UMKM lokal.
“Ini menjadi suatu sarana promosi agar kita menjadi target 3,6 juta (kunjungan wisman) dengan total devisa batas atas 1,7 miiliar dollar AS,” jelas Sandiaga dalam konferensi pers di Media Center, BICC, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11).
Hal tersebut selaras dengan target pencapaian devisa dengan terciptanya 1,1 juta lapangan pekerjaan di sektor pariwisata pada tahun ini. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), disebut Sandiaga, terus mengalami tren peningkatan.
Tercatat sampai September 2022 atau kuartal III 2022, kunjungan wisman telah mencapai 2,4 kunjungan dari target akhir tahun 3,6 juta kunjungan. Karena itu, tingkat kunjungan wisman diperkirakan dapat mencapai 3,6 juta hingga 4 juta di akhir 2022.
Namun Sandiaga mengingatkan, pemulihan sektor pariwisata tetap berkaitan dengan banyak faktor. Seperti, bergantung pada kondisi penanganan pandemi Covid-19, jumlah penerbangan dan okupansi pesawat, hingga bayang-bayang resesi ekonomi global.
Faktor terakhir disebutnya menjadi dampak yang perlu diperhitungkan. Sebab, frekuensi kunjungan dan belanja wisman ke Indonesia tentu akan berkurang.
Menparekraf berharap dengan upaya pemerintah dalam memperkenalkan destinasi wisata prioritas Indonesia, desa wisata, hingga ecotourism dapat menarik minat wisman untuk mau berkunjung. Bahkan para wisman mau meningkatkan lama kunjungannya di Indonesia, seperti tren yang saat ini terjadi. “Tapi kami melihat karakterisik baru wisatawan yang hadir ke Indonesia ini tinggalnya lebih lama, dan dampak ekonomi dari kualitas belanjanya juga lebih baik,” imbuhnya. (iby/de)