
Hasil Pengamatan, Hilal Tak Terlihat di Ujungnegoro (Foto: Dok MC Batang)
BATANG, KanalMuria – Selama hampir satu jam para ahli falak di melakukan rukyatul hilal atau pengamatan hilal, di pesisir pantai Ujungnegoro atau Kompleks Makam Syeikh Maulana Maghribi, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Didukung dengan tiga buah teleskop, namun hasilnya hilal tak terlihat dari titik pantau.
Alasan terbesar hilal tak terlihat disebabkan kondisi alam yang kurang mendukung. Selain terhalangnya pandangan oleh awan, juga disebabkan adanya perbukitan yang cukup tinggi di sekitar lokasi.
Mengutip dari batangkab.go.id, Kepala Kantor Kemenag Batang, M. Aqsho menyampaikan, meskipun hilal tidak dapat dilihat di titik pantau, namun hasil pengamatan rekan-rekan tim rukyatul hilal tetap dilaporkan kepada Kemenag RI.
“Baik melihat atau tidak tetap kami laporkan ke Kemenag Pusat. Namun dari hasil pengamatan di daerah lain seperti Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah sudah melihat hilal dan mungkin penentuan 1 Ramadhan akan sama dengan saudara-saudara kita di Muhammadiyah yang lebih dulu memastikan 1 Ramadhan jatuh pada Kamis 23 Maret 2023,” katanya, usai menyaksikan pemantauan hilal, di titik pantau pesisir Pantai Ujungnegoro, Rabu (22/03).
Ia menambahkan, pesisir Pantai Ujungnegoro telah tiga tahun ini menjadi salah satu titik pantau rukyatul hilal dari 124 titik pantau secara nasional.
“Ini karena sumber daya manusia yang menguasai ilmu falak cukup banyak dan mumpuni. Mereka sebelumnya juga sudah mengikuti bimtek yang diselenggarakan Kemenag,” jelasnya.
Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan seperti NU, Muhammadiyah dan LDII pun turut hadir, menyaksikan rukyatul hilal.
Ketua PD Muhammadiyah Batang, Ali Trigiatno mengatakan, rekan-rekan tim rukyatul hilal sudah melakukan upaya semaksimal mungkin, namun nyatanya tidak bisa melihat hilal.
“Walaupun di sini tidak terlihat, tidak menutup kemungkinan di daerah lain hilal bisa dilihat. Secara teori jika hilal sudah berada di posisi 7,3 derajat, dengan patokan nya 3 derajat, artinya sangat mudah diterima jika hari ini ada yang sudah melihat hilal,” terangnya.
Berbeda dengan kriteria yang digunakan Muhammadiyah, yang terpenting hilal sudah berwujud dan berada di atas ufuk, itu artinya sudah terjadi pergantian bulan. Dipastikan untuk 1 Ramadhan antara Pemerintah Pusat dengan Muhammadiyah akan bersamaan, namun untuk 1 Syawal dimungkinkan akan terjadi perbedaan.
“Karena ini bagian dari ijtihad ada keragaman pemahaman, jadi kalau bicara fikih perbedaan sudah ada. Akhirnya kita hanya bisa mengimbau kepada umat muslim umumnya, harus mengedepankan toleransi. Tidak perlu saling menghina karena sesungguh-sungguh apa pun manusia berusaha menyelesaikan, khilafiyah atau perbedaan itu tetap ada,” ujar dia.
Berdasarkan hasil sidang isbat awal Ramadhan yang dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas, pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriyah jatuh pada Kamis 23 Maret 2023. (jt/ion)