Home » Hasil Penelitian GC UNNES dan MRC Indonesia Ungkap Cecak Endemik di Gunung Muria
Hasil Penelitian GC UNNES dan MRC Indonesia Ungkap Cecak Endemik di Gunung Muria

Hasil Penelitian GC UNNES dan MRC Indonesia Ungkap Cecak Endemik di Gunung Muria (Foto: Dok MRC Indonesia)

KUDUS, KanalMuria – Untuk saat ini Cnemaspis muria atau Cecak Batu Muria diketahui hanya ditemukan di Sungai Ceweng, perbatasan Desa Colo dan Kajar, Kabupaten Kudus. Pernyataan ini disampaikan Lutfian Nazar, peneliti Green Community Universitas Negeri Semarang (UNNES), Selasa (6/12) pagi.

“Untuk mengetahui keberadaan spesies, kami melakukan survey di semua sisi Gunung Muria. Meliputi Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati,” jelas Fian, sapaan akrabnya saat mereview data hasil penelitian di Omah Jelita, Desa Gondangmanis.

Dalam penelitian yang melibatkan Muria Research Center (MRC) Indonesia sebagai partner ini, dia mengatakan pihaknya telah melakukan survey di 12 sungai. Dari ke-12 sungai itu, tim peneliti menemukan keberadaan Cnemaspis muria hanya di Sungai Ceweng, perbatasan Desa Colo dan Kajar.

Sebelum itu, pada Februari 2022 GC UNNES melakukan telaah jurnal dan konsultasi kepada salah satu peneliti dari BRIN terkait penemuan awal cecak batu itu. Setelah menelaah jurnal, dijelaskan Afrinda Mukaromah, anggota GC UNNES, tim menentukan tujuan penelitan.

“Tujuan dari penelitian, kita ingin mengungkap populasi dan distribusi dari spesies ini. Selain itu, tim peneliti juga mengidentifikasi ancaman yang berpotensi mengganggu keberadaannya. Selanjutnya kami mengajukan proposal dana hibah kepada The Mohamed bin Zayed (MBZ) Species Concervation Fund,” ujar Afrinda.

Diungkapkannya, The MBZ Species Concervation Fund merupakan program hibah internasional yang memberi dukungan pada konservasionis di dunia untuk melindungi spesies terancam. Diketahui dana hibah tersebut turun pada Mei 2022.

Pada bulan yang sama, GC UNNES melibatkan MRC Indonesia dalam penelitian Cnemaspis muria ini. “Di bulan Mei kami dan MRC sudah melakukan langkah awal di lapangan dengan mensurvey 12 sungai di Gunung Muria. Dan pada akhirnya tim menemukan cecak ini di salah satu sungai yang sudah disebutkan Fian,” lanjut Afrinda.

Untuk mengetahui populasi cecak batu ini, para peneliti menggunakan metode Capture Mark Release Recapture (CMRR). Hasilnya, penelitian yang hingga November 2022, berhasil menemukan 61 ekor Cnemaspis muria di Sungai Ceweng di ketinggian 500-650 mdpl. Namun pihaknya juga masih menemukan di ketinggian 700 mdpl

Fian menambahkan, hasil penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi. Menurutnya, karena cecak ini hanya ditemukan di Sungai Ceweng, sehingga butuh penelitian lebih dalam untuk menjawab kenapa hal tersebut bisa terjadi.

“Cecak ini butuh perhatian khusus. Dalam artian perlu diteliti lagi, kenapa hanya ditemukan di satu titik itu. Entah faktor lingkungan, tutupan lahan atau lainnya,” imbuh Fian

Sementara Direktur MRC Indonesia, Mochamad Widjanarko berharap penelitian ini menumbuhkan kepedulian lingkungan masyarakat sekitar. Sebab jenis cecak yang diteliti, untuk saat ini hanya ditemukan di Sungai Ceweng.

“Terlebih di sekitar lokasi penemuan banyak pohon kopi. Jadi dari situ akan ketahuan, apakah lingkungan di sana sehat atau tidak. Karena tidak jarang para petani kopi menggunakan pestisida untuk mengusir hama,” ujar peneliti MRC Indonesia yang juga tengah melakukan penelitian tentang kopi di Pegunungan Muria. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *