
Festival Karawitan, Upaya Menuju Temanggung Sebagai Pusat Kota Seni Budaya (Foto: Dok Pemkab Temanggung)
TEMANGGUNG, KanalMuria – Gending Jawa Ladrang Boyong Menoreh laras pelog pathet nem mengalun tegas penuh makna di Gedung Sasana Bhumi Phala, Selasa (11/07).
Bupati Temanggung Al Khadziq dan para seniman tampak menikmati gending karya Ki Gunawan Purwoko, yang menceritakan sejarah boyongan Kadipaten Menoreh ke Temanggung, sekitar tahun 1834.
Usai gending itu, dilanjutkan dengan lancaran Temanggung Bersenyum laras pelog pathet nem karya Ki Gondo Nur dan Ki Sumaryo, yang diciptakan pada 1980an.
Dua gending tersebut sebagai lagu yang wajib dibawakan pada Festival Kesenian 2023 yang digelar Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Temanggung bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar).
Peserta dari kelompok karawitan 16 kecamatan mengikuti festival itu. Antusiasme peserta menunjukkan seni karawitan tidak lepas dari napas hidup petani di lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Prahu di daerah tersebut.
Bupati Al Khadziq mengatakan, Kabupaten Temanggung kaya sekali dengan kelompok-kelompok kesenian tradisional. Salah satu yang memiliki populasi terbanyak adalah seni karawitan. “Maka dari itu, tahun 2023, Pemkab Temanggung menyelenggarakan Festival Karawitan se-Kabupaten Temanggung,” katanya, dikutip dari temanggungkab.go.id.
Bupati menyampaikan, bangga dengan besarnya antusias peserta dan kualitas seniman di Temanggung. Ternyata kualitas kesenian Temanggung tidak kalah bagusnya dengan daerah-daerah lain di Jawa.
Maka itu, terangnya festival karawitan ini akan terus dikembangkan, sehingga semakin bagus dari tahun ke tahun. Festival kesenian juga sebagai roadmap menuju ke festival kesenian Temanggung yang rencananya akan digelar sekitar Agustus.
Bupati mengatakan, Temanggung telah memiliki gedung kesenian dan sebentar lagi akan mempunyai dewan kesenian. Ini untuk menuju Kabupaten Temanggung sebagai pusatnya kesenian di Pulau Jawa atau menjadi kota seni budaya di pusatnya pulau Jawa.
Pembibitan seniman karawitan pada kalangan anak-anak dan remaja telah dilakukan, yang diantaranya dibuktikan tampilnya kelompok karawitan anak dan remaja pada ajang tersebut. “Nanti akan diadakan festival karawitan untuk tingkat SD, SMP dan SMA, jika sudah siap,” imbuhnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudpar Kabupaten Temanggung, Hanung Widanur secara spesifik belum menghitung kelompok karawitan di Temanggung, termasuk yang anak-anak dan remaja.
“Jumlah kelompok karawitan di Temanggung ada banyak. Memang belum ada pendataan lagi,” katanya, sembari mengatakan dalam pelestarian kesenian karawitan pihaknya mengadakan festival karawitan.
Adapun untuk kriteria penilaian adalah dari garap gamelan, tabuhan garap gending, kreativitas, harmoni, dan juga penampilan, serta tata cara tabuhan yang sesuai dengan jenis gendingnya. Sedangkan untuk dewan juri dari SMKI Yogyakarta, ISI Surakarta dan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi).
Ketua Pepadi, Gunawan Purwoko mengatakan, 16 kelompok kesenian karawitan yang berlomba merupakan perwakilan kecamatan. Lomba karawitan sendiri digelar 10-11 Juli dengan hadiah uang pembinaan dan trofi. (jt/ok)