Home » Erick Thohir Angkat Suara Terkait Rangkap Jabatan sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI
Erick Thohir Angkat Suara Terkait Rangkap Jabatan sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI

Erick Thohir Angkat Suara Terkait Rangkap Jabatan sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI (Foto: Dok PSSI)

JAKARTA, KanalMuria – Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir menanggapi soal dirinya merangkap jabatan sebagai Menteri BUMN. Erick resmi terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023/2027 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Kamis (16/02).

Menurutnya, kecintaan para pejabat terhadap dunia olahraga tidak perlu dipertanyakan. Selain itu, Erick juga menyatakan tidak senang saat posisinya di suatu organisasi olahraga, dikatikan dengan politik.

“Pak Airlangga Hartarto senang wushu ya boleh, Pak Prabowo Subianto senang silat. Kalau saya tiba-tiba menjadi ketua panahan agak aneh. Cuma kalau basket dan sepak bola ya dunia saya,” kata Erick Thohir saat menjawab soal rangkap jabatannya dalam wawancara di acara Mata Najwa bertajuk “PSSI Babak Baru”, Jumat (17/02).

Sebagai menteri, dia juga turut mendorong kemajuan industri olahraga Indonesia dengan menjadikan BUMN sebagai sponsor cabang olahraga. Upaya itu ditandatangani bersama Menpora Zainudin Amali pada 17 cabang olahraga.

“Terdapat  13 olahraga olimpiade dan 4 olahraga masyarakat seperti voli, basket, dan sepak bola. Itu pun saya taruh branding yang cocok. Contoh, kenapa sepak bola BRI? Ya memang BRI mass. Mandiri untuk basket karena lebih urban. PLN ya voli. Bulu tangkis, internasional, BNI karena cabang BNI di mana-mana,” lanjutnya.

Erick mengungkapkan, kerja sama antara BUMN dan olahraga, telah ada sejak masa Dahlan Iskan yang melibatkan semua cabang olahraga. Tapi Menteri BUMN itu mengaku melakukan perubahan dengan berfokus kepada beberapa cabang olahraga.

Dia menyebut fokus, menjadi salah satu upaya untuk mencapai keberhasilan. “Saya tidak mau disama ratakan pada semua cabor. Karena saya percaya fokus. Fokus yang mencapai keberhasilan, bukan sama rata sama rasa,” ujarnya.

Erick menyatakan, rraktik tersebut juga akan diterapkan pada klub-klub sepak bola. Hal ini terkait subsidi klub yang tidak disama ratakan, sebab pertandingan akan menjadi jawa sentris.

“Nanti, subsidi klub, saya tidak mau sama. Kenapa? Pertandingan kita nanti jadi jawa sentris. Semua klub akhirnya jawa. Klub-klub di luar Jawa akan berat untuk travelling. Kita ini negara kepulauan yang penuh dengan kompleksitas logistik. Bukan seperti Eropa yang bisa naik mobil atau Amerika yang naik bus. Kita ini kepulauan, jadi ongkos logistik klub-klub atau event sebuah pertandingan sangat krusial. Ini yang harus kita bedah satu-satu,” tuturnya. (iby)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *