Home » DLH Berupaya Memperbaiki, Indeks Kualitas Air Sungai Masih Memprihatinkan
DLH Berupaya Memperbaiki, Indeks Kualitas Air Sungai Masih Memprihatinkan

DLH Berupaya Memperbaiki, Indeks Kualitas Air Sungai Masih Memprihatinkan (Foto: Dok Tim Komunikasi Pemkot Pekalongan)

PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Indeks Kualitas Air di Kota Pekalongan masih sangat memprihatinkan. Di kota yang terkenal akan potensi batiknya tersebut, terdapat 3 sungai dan 2 saluran besar. Ketiga sungai tersebut yakni Sungai Banger, Sungai Lodji, dan Sungai Bremi, sedangkan kedua saluran besar itu yaitu saluran Meduri dan Asam Binatur.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Joko Purnomo menjelaskan, kondisi air sungai yang masih cukup bagus di Kota Pekalongan ternyata masih di bawah baku mutu adalah Sungai Banger. Sementara, untuk Sungai Lodji dan Asam Binatur, dan Sungai Bremi Meduri kondisinya sudah di atas baku mutu semua.

Dikutip dari pekalongankota.go.id, menurutnya, parameter kondisi air baku mutu ialah kondisi air sungai yang terdapat kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD) yang ada standarnya.

Dari kandungan COD BOD tersebut, apabila air diuji di laboratorium milik DLH, di mana nilai standar baku mutu adalah 100, sedangkan air sungai yang diuji tersebut menunjukkan nilai 200. Hal ini menandakan air sungai tersebut telah tercemar.

“Dari DLH berupaya maksimal dengan memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada. Salah satu contohnya di IPAL Kauman yang aksesnya langsung ke Sungai Lodji. Kami mengimbau agar para perajin batik limbahnya masuk ke IPAL sebelum dibuang ke Sungai Lodji,” ucap Joko.

Dia menyebutkan, ada juga IPAL Jenggot yang mekanismenya sama, di mana sebagian aliran air limbahnya bisa masuk ke IPAL tersebut. Karena kapasitasnya terbatas, sehingga tidak semua masuk ke IPAL.

Di samping itu, DLH juga sudah bekerjasama dengan Kabupaten Pekalongan, di mana kabupaten tersebut sudah memiliki IPAL yang dibangun di wilayah Simbang namun belum dioperasionalkan.

“Kami menunggu waktu supaya sungai-sungai di Kota Pekalongan yang sebenarnya sebagai muara yang awalnya berada di Kabupaten Pekalongan yang juga ikut menyumbang limbah, terutama dari perajin batik maupun jeans. Kalau limbah tersebut sudah dibuang ke IPAL Simbang, sehingga yang dibuang ke Kali Setu dan mengalir ke Sungai Lodji kualitas airnya bisa lebih bagus,” tegasnya.

Pihaknya juga sudah mengusulkan terkait pembangunan dan revitalisasi IPAL di Tahun 2024 agar kualitas air di Kota Pekalongan bisa semakin bagus.

“Minimal dengan adanya peningkatan kapasitas dan pembangunan IPAL baru Jenggot bisa meningkatkan kualitas air yang ada di Sungai Lodji, Bremi, Meduri dan Asam Binatur,” tandasnya. (jt/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *