Home » Ditemukan, 4 Kasus Terparah di Desa Tarisi, Hasil Audit Kasus Stunting di 10 Desa Lokus
Ditemukan, 4 Kasus Terparah di Desa Tarisi, Hasil Audit Kasus Stunting di 10 Desa Lokus

Ditemukan, 4 Kasus Terparah di Desa Tarisi, Hasil Audit Kasus Stunting di 10 Desa Lokus (Foto: Dok Kominfo Cilacap)

CILACAP, KanalMuria – Persoalan kasus stunting di Kabupaten Cilacap hingga saat ini masih menjadi hal yang terus difokuskan pengentasannya oleh Pemkab Cilacap. Baik melalui program Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting maupun langkah strategis lainya dalam pembangunan daerah.

Pada tahun ini, Pemkab Cilacap masih fokus pada 10 desa lokus stunting yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari 10 desa lokus stunting tersebut saat dilakukan audit ditemukan kasus yang cukup berat.

Temuan ini berada di Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja dengan 4 kasus. Mulai dari persoalan balita sampai ibu hamil, dan ibu masa nifas dinilai masih perlu penanganan lebih lanjut.

Kasus tersebut disampaikan Pj Bupati Cilacap Yunita Diah Suminar melalui Sekda Cilacap Awaludin Muri pada acara audit kasus stunting Tingkat Kabupaten Cilacap Senin pagi (26/06 ) di Gedung Sumekar Setda setempat.

Sekda Awaludin Muri menyampaikan, angka risiko stunting di Kabupaten Cilacap tercatat ada 4.494 yang tersebar di 10 desa lokus stunting. Perlu diketahui stunting sebagai salah satu penyebab 37 desa di Kabupaten Cilacap tercatat sebagai desa dengan kemiskinan ekstrem.

“Target di tahun 2024 mendatang Cilacap harus nol dari miskin ekstrem , salah satu upaya melalui percepatan penurunan stunting,” terangnya dikutip dari cilacapkab.go.id.

Sekda Awaludin mengapresiasi dan berterimakasih atas kerja keras semua tim percepatan penurunan stunting dari tingkat kabupaten hingga desa, yang telah berhasil menurunkan angka resiko stunting melalui kegiatan pemberian makanan tambahan PMT selama 90 hari.

Upaya tersebut telah mengentaskan sebanyak 1.783 balita bebas stunting, dan sisanya masih sebanyak 2.731 balita risiko stunting sesuai data dari Dinas Kesehatan per April 2023.

Diharapkan setelah dilakukan audit kasus stunting yang ditemukan di 10 desa lokus stunting untuk segera ditindaklanjuti oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Cilacap. Dengan harapan target angka prevalensi stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen dapat tercapai.

Plt Kepala Dinas KBPPPA yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Dian Arinda Murni mengatakan, Intervensi dari OPD terkait dan lintas sektoral sangat diperlukan saat ini.

Berdasarkan potret dari tim pakar yang terdiri dari dokter kandungan, ahli gizi, dan psikolog, menyebut 4 kasus di Kecamatan Wanareja menjadi temuan yang paling parah.

Lebih lanjut Reny menegaskan, langkah nyata dari Pemkab Cilacap sejauh ini sudah membantu melalui Pemberian Makanan Tambahan atau PMT pada ibu hamil dan balita, hingga pendampingan keluarga yang memiliki risiko stunting.

Dari 4 kasus hasiil audit stunting yang terparah antara lain di Desa Bantar, Kecamatan Wanareja, yakni balita Arzan Nauval usia 37 bulan hasil observasi menunjukan pertumbuhan yang kurang optimal, karena kelainan kromosom dan kesulitan mengunyah/menelan ditandai dengan berat badan sangat kurang.

Selain itu tumbuh kembang tidak sesuai umur, belum bisa bicara dan jalan, sehingga harus dirujuk ke faskes dan terapi ke dokter spesialis KFR dan dokter anak.

Kemudian, Afif Alfatih berusia 7 bulan dari Desa Tarisi dengan berat badan 2,8 kg sangat kurus sejak lahir didiagnonsa Pneumonia. Sehingga harus dirujuk ke faskes untuk pengobatan, pemberian PMT, susu formula dan bantuan sosial secara berkala. (jt/ok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *