Home » Diskusi YKAN dan Warga Menawan: Dibutuhkan Pipanisasi untuk Tanaman Konservasi
Diskusi YKAN dan Warga Menawan: Dibutuhkan Pipanisasi untuk Tanaman Konservasi

Diskusi YKAN dan Warga Menawan: Dibutuhkan Pipanisasi untuk Tanaman Konservasi (Foto: Iby/KanalMuria)

KUDUS, KanalMuria – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggelar diskusi dengan warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Dalam pertemuan itu, YKAN yang bekerja sama dengan Djarum Bakti Lingkungan serta Pemerintah Desa (Pemdes) dan warga Menawan membahas keberlanjutan Program Rehabilitasi Lereng Pegunungan Muria dan Patiayam di 6 desa.

Petugas Lapangan YKAN, Muklas Aji Setiawan menyampaikan, dalam forum itu dibahas mengenai tiga rancangan keberlanjutan program rehabilitasi. Salah satunya terkait rencana pendataan tanaman tahap tiga di Desa Menawan.

“Selanjutnya membahas tentang desain jalur air untuk tanaman bersama konsultan perencana. Kami juga membahas urgensi yang benar-benar harus dilakukan terkait tindak lanjut program rehabilitasi,” kata Muklas dalam forum diskusi yang digelar di Balai Desa Menawa, Rabu (11/1) malam.

Muhammad Ribowo, Koordinator Lapangan Warga Desa Menawan menjelaskan, dalam pertemuan kali ini membahas tentang pembangunan jaringan pipanisasi untuk kebutuhan pengairan tanaman dari Djarum dan YKAN tahap 2 dan 3. Dia menceritakan, dipilihnya Desa Menawan sebagai salah satu sasaran rehabilitasi lingkungan berawal dari bencana tanah longsor di tahun 2014.

“Berawal dari longsor di Dusun Kambangan, Desa Menawan tahun 2014 yang memakan korban jiwa hingga 14 orang. Setelah itu, Djarum dan YKAN melakukan survey di wilayah lereng Muria, pada 2018, selama dua tahun yang salah satunya Desa Menawan,” jelas Ribowo.

Dia melanjutkan, dari hasil survey, khusus di Menawan ditemukan lahan kritis sekitar 100-200 hektar yang perlu direhabilitasi. Kemudian di tahun 2020, dimulai program rehabilitasi di kawasan tersebut.

“Tahap pertama dapat luasan sekitar 19 hektare, kedua 60 hektare dan terakhir kurang lebih 30 hektare. Jadi sekarang sudah lebih dari 100 hektare telah direhabilitasi untuk wilayah Menawan. Masih ada satu kali untuk direhabilitasi di wilayah Dusun Kambangan bagian timur dan utara,” kata Ribowo.

Ribowo menyebut, pendampingan dari YKAN tidak sebatas pada rehabilitasi lahan kritis. Melainkan juga konservasi lingkungan dan pengelolaan sampah.

Untuk konservasi, YKAN bersama komunitas masyarakat Desa Menawan melakukan penanam tanaman penahan tanah dan penyimpan air. “Ada sekitar 1.200 pohon yang ditanam di bantaran Sungai Gelis dan sungai-sungai kecil di tahun 2021. Dan tahun kemarin, melakukan konservasi dalam hal memanfaatkan air dengan menebar benih-benih ikan di sungai Gelis di wilayah Desa Menawan dan Rahtawu,” ujarnya.

Dia mengaku, masyarakat akan merasakan dampak dari program rehabilitasi itu dalam waktu tiga tahun. Namun, dari hasil penanaman, beberapa waktu lalu untuk pohon mangga sudah mulai berbuah dan diharapkan tahun depan sudah mulai banyak.

“Berpijak dari itu, hasil dari itu akan banyak tanaman buah-buahan tumbuh di Desa Menawan. Itu yang akan kita kembangkan sebagai proyek wisata alam. Karena di wilayah tersebut memang potensial sebagai wisata alam,” ucap Ribowo.

Terkait pemilihan pohon, Dodi Rohdian, Koordinator Community Development YKAN, mengaku memang memilih tanaman buah-buahan untuk keberlangsungan hidup masyarakat desa sasaran.

“Di Desa Colo, Japan, Ternadi, Menawan, Rahtawu dan Gondoharum, memang dipilih tanaman buah-buahan. Seperti duren, jambu citra, alpukat, mangga sebagai salah satu output kepada masyarakat di sektor perekonomian,” katanya.

Dodi menyampaikan, hal itu didasari karena masyarakat juga tidak mungkin harus menunggu lama memanen tanaman keras yang digunakan untuk penanaman. Maka dari itu YKAN dan Djarum Bakti Lingkungan memilih tanaman buah-buahan dan melakukan berbagai pelatihan bagi petani untuk mengelola pohon-pohon tersebut.

“Kami melakukan pendampingan ke masyarakat dan pemerintah desa dalam program kerja Tani Lestari,” lanjut Dodi.

Dalam forum itu disepakati pada Sabtu (14/1), akan dilakukan peninjauan di wilayah Desa Menawan. Peninjauan itu melibatkan YKAN dan komunitas warga Desa Menawan.

“Sabtu pagi, jam 08.00 kita bersama-sama akan naik untuk melakukan peninjauan,” imbuh Ribowo.(iby/de)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *