Pemerintah Kabupaten Pati menetapkan target luas tanam padi pada tahun 2025 sebesar 108 ribu hektare.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum, menyampaikan bahwa target tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan luas tanam yang tercapai pada tahun 2024.
Pada tahun 2024, luas tanam padi di Kabupaten Pati tercatat mencapai 105 ribu hektare.
Namun, bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang terjadi saat itu menyebabkan gagal panen atau puso di belasan ribu hektare lahan pertanian.
“Melihat capaian tahun lalu, kita berhasil menanam hingga 105 ribu hektare. Semoga tahun ini tidak terjadi bencana. Tahun sebelumnya, banjir dan kekeringan mengakibatkan sekitar 12 ribu hektare sawah mengalami puso,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum, pada Jumat (28/2/2025).
Ia juga menambahkan bahwa hingga 25 Februari tahun ini, luas tanam di Kabupaten Pati telah mencapai 16.443 hektare.
Pada Januari 2025, luas tanam padi di Kabupaten Pati mencapai 6.184 hektare, sedangkan hingga 25 Februari bertambah 10.259 hektare. Secara keseluruhan, total luas tanam saat ini telah mencapai 16.443 hektare.
Niken berharap tahun ini tidak terjadi bencana yang dapat menyebabkan petani mengalami gagal panen, sehingga target luas tanam dapat tercapai.
Sementara itu, seorang petani dari Desa Plosorejo, Kecamatan Pucakwangi, Juyanto (61), mengaku mendapatkan hasil panen yang baik dari tiga petak sawah yang ia tanami padi.
Pada Musim Tanam (MT) 1 ini, hasil panennya berhasil terjual dengan harga Rp 60 juta.
“Saat ini harga gabah dari petani mencapai Rp 6.500 per kilogram. Saya menjual hasil panen saya secara tebasan dengan total tiga petak sawah seharga Rp 60 juta,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pada MT 1 ini, ia menanam varietas padi M70D, yang menurutnya mampu menghasilkan panen lebih banyak dibandingkan varietas lainnya.
“Harganya juga cenderung stabil,” pungkas Juyanto. /TIM
