Home » Dilepas Menteri Pertanian dan Pj Bupati, Kabupaten Brebes Ekspor Bawang Merah ke Thailand
Dilepas Menteri Pertanian dan Pj Bupati, Kabupaten Brebes Ekspor Bawang Merah ke Thailand

Dilepas Menteri Pertanian dan Pj Bupati, Kabupaten Brebes Ekspor Bawang Merah ke Thailand (Foto: Dok Pemkab Brebes)

BREBES, KanalMuria – Sukses menggelar Festival Bawang Merah pada Juli lalu, Kabupaten Brebes mengekspor bawang merah ke Thailand. Sebanyak 4 kontainer berisi 96 ton, dengan nilai transaksi sebesar USD 232.000 atau sekitar Rp 3,4 miliar.

Ekspor dilepas Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin dari Gudang PT. Agri Indo Sejahtera Klampok, Rabu (09/08).

“Saat ini kita memang di bawah ancaman El Nino namun kami akan turun tangan untuk mengatasinya. Bahkan di beberapa lokasi justru produksi bawang merah di berbagai sentra di Indonesia pada bulan ini diprediksi melimpah,” kata Syahrul.

Menurut Mentan, El Nino bukan sesuatu yang harus ditakuti. Adapun yang harus dilakukan adalah langkah mitigasi. Dia mengatakan melalui kegiatan ekspor hari ini, pemerintah ingin menunjukkan negara selalu hadir untuk menjaga agar harga di tingkat petani harus tetap menguntungkan.

“Perintah Presiden Jokowi agar seluruh kementerian terkait akan saling berkoordinasi. Dengan begitu, petani bisa tetap semangat berproduksi dan negara pun masih mampu mendulang devisa untuk kepentingan pembangunan yang lebih luas,” terangnya, dikutip dari brebeskab.go.id.

Syahrul mengatakan, pemerintahan di bawah Presiden Jokowi mampu menjaga inflasi nasional tetap terkendali. Inflasi nasional bulan Januari hingga Juli 2023 terus menunjukkan tren menurun. Bulan Juli 2023 ini inflasi nasional berada di angka 3,08 persen, angka terendah yang dicapai pada tahun 2023 ini.

Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian RI, selama ini telah dibantu. Setelah gelaran Festival Bawang Merah Brebes, ekspor bawang merah ini juga atas bantuan kementerian pertanian.

“Festival kemarin heboh Pak, baru pertama dan momen bersejarah, ada 20 kegiatan, dimana para petani juga turut terlibat lomba mbutik, nggedeng rogol bawang, dan mereka merasa dimanusiakan, mereka pekerja keras untuk pertanian Brebes,” tuturnya.

Urip menyampaikan, produksi bawang merah Brebes tahun 2022 sebesar 385 ribu ton, berkontribusi terhadap produksi nasional sebesar 19,4 persen. Di tahun 2023 sampai Juli produksi sudah 195 ribu ton, dan diperkirakan sampai akhir tahun 2023 mencapai 388 ribu ton.

“Dengan luasan lahan tanam mencapai 34 ribu hektare, kami memperkirakan produktivitas bawang merah akan mencapai 388 ribu ton dan angka ini naik dari tahun 2022 lalu,” jelasnya.

Urip juga menuturkan, ekspor bawang merah di Brebes sudah dimulai sejak Juli, dengan negara tujuan Thailand dan Singapura sebanyak 12 kontainer. Agustus sebanyak 40 kontainer dan direncanakan sampai November sebanyak 140 kontainer dengan tujuan negara yang sama.

“Sebenarnya banyak lahan di Brebes yang cukup subur, namun kekurangan air, kami terus berusaha dan perlu bantuan dari Kementerian Pertanian, agar Brebes bisa terus tampil menjadi penyumbang produksi bawang merah baik nasional maupun ekspor,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto memaparkan, berdasarkan data BPS dalam rentang 2019 hingga 2022 produksi bawang merah rata-rata mampu mencapai 2,1 juta ton, setara konde basah atau sekitar 1,4 juta ton setara rogol kering siap dikonsumsi. Luas tanam nasional rata-rata 182 ribu hektar dengan produktivitas di kisaran 10 ton per hektar. Sementara itu, kebutuhan nasional ditaksir sekitar 1,2 juta ton setahun.

“Secara agregat nasional, produksi nasional sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bahkan, pada bulan-bulan tertentu seperti Agustus dan September, kita mampu melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia dan Vietnam, pada bulan-bulan inilah masa yang dapat kita manfaatkan untuk melakukan ekspor,” tuturnya.

Prihasto mengatakan terakhir kali Indonesia mengimpor bawang merah pada tahun 2015 lalu total sebanyak 17.428 ton dengan nilai USD 5,4 juta. “Namun sejak tahun 2016 hingga sekarang, Alhamdulillah kita tidak pernah impor bawang merah konsumsi. Seluruhnya bisa kita penuhi dari produksi dalam negeri,” jelas Prihasto.

Dia menyebut Dirjen Hortikultura telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga produksi dan komoditas strategis cabai dan bawang merah nasional di tengah ancaman dan tantangan El Nino.

“Beberapa strategi tersebut di antaranya pengembangan pada wilayah defisit untuk bawang merah seluas 1.300 ha dan cabai seluas 1.300 ha, fasilitasi Nursery untuk menghasilkan semaian/seedling bawang merah biji/TSS dan cabai sebanyak 80 juta benih di 33 provinsi, pengembangan UMKM Hortikultura sebanyak 178 unit serta pembangunan klinik OPT sebanyak 256 unit,” terang Prihasto. (jt/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *