Home » Diduga Depresi, Pria Sumur Gede Tewas Tertabrak Kereta
Wahyuono, 50, tewas usai tertabrak Kereta Api (KA) Blambangan Ekspres 185 di KM 38+5 petak Stasiun Karangjati - Gubug, Kamis (20/07)

Wahyuono, 50, tewas usai tertabrak Kereta Api (KA) Blambangan Ekspres 185 di KM 38+5 petak Stasiun Karangjati - Gubug, Kamis (20/07) (Foto: Istimewa)

GROBOGAN, KanalMuria – Wahyuono, 50, tewas usai tertabrak Kereta Api (KA) Blambangan Ekspres 185 di KM 38+5 petak Stasiun Karangjati – Gubug. Peristiwa nahas yang menimpa pria warga Desa Sumur Gede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, itu terjadi pada Kamis (20/07).

Kapolsek Godong, AKP Bambang Jumeno menjelaskan, korban awalnya duduk di rel sebelum tertabrak kereta. Korban yang mengalami luka cukup parah pada akhirnya meninggal di lokasi.

“Korban yang sebelumnya duduk di rel, tertemper kereta. Korban mengalami luka cukup parah hingga meninggal di lokasi,” kata Bambang.

Berdasarkan kesaksian Faturrahman, 35, warga setempat, sebelum peristiwa, korban memang telah berada di area terlarang untuk umum. Selanjutnya, korban tiba-tiba berjalan saat KA Blambangan Ekspres melaju dari Karangjati-Gubug.

Menurutnya, saat itu masinis telah membunyikan klakson berkali-kali, namun korban tidak menghiraukannya. “Masinis sudah membunyikan klakson berkali – kali tapi tidak dihiraukan, akhirnya korban tertemper kereta,” ujar Fatur.

Warga yang mengetahui kejadian itu, segera melaporkannya ke Polsek Godong. Tak berselang lama, petugas mendatangi lokasi dan mengevakuasi korban.

“Dari hasil pemeriksaan korban dinyatakan meninggal. Korban kemudian dibawa ke rumah duka, untuk dimakamkan. Berdasarkan keterangan keluarga, korban mengalami depresi,” ungkap Bambang.

Jenazah korban langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Pihak keluarga menerima kejadian tersebut dan tidak menghendaki dilakukan otopsi.

Dari peristiwa itu, Bambang mengimbau warga tidak beraktivitas di tepi maupun sekitar jalur rel KA dan turut serta membantu keamanan. Selain itu, dia berpesan agar jika memiliki keluarga yang depresi untuk rutin dipantau supaya peristiwa serupa tidak terulang.

“Bila ada keluarga yang menderita depresi, harap di pantau dan jangan dilepas di luar rumah,” imbuhnya. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *