
Damkar Lakukan Inspeksi Hydrant di Kota Pekalongan, Seluruhnya Tidak Berfungsi (Foto: Dok Timkom Pemkot Pekalongan)
PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar Satpol P3KP) Kota Pekalongan melakukan inspeksi hydrant di Kota Pekalongan, Selasa (09/05). Dari 31 hydrant yang diinspeksi seluruhnya tidak berfungsi, di samping sudah usang karena dibuat tahun 1984 dan faktor pemeliharaan.
Kepala Satpol P3KP Kota Pekalongan, Sriyana melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Informasi, Falentino Eka Laksana Putra mengungkapkan 31 hydrant yang diinspeksi tidak berfungsi karena dibuat sejak 1984 dan sejak itu tidak ada pemeliharaan.
“Untuk tindak lanjutnya ini kami masih akan laporkan ke atasan, semoga ke depannya ada revitalisasi hydrant di Kota Pekalongan sehingga membantu damkar manakala terjadi kebakaran di suatu TKP,” terang Eka, dikutip dari laman pekalongankota.go.id.
Eka mengaku pernah berkunjung ke Damkar daerah tetangga, di sana hydrant seluruhnya berfungsi karena menjadi tanggung jawab PDAM. “Hydrant sangat penting, jika terjadi kebakaran ketika ada hydrant tim damkar tidak akan kesulitan mencari sumber air sungai di Kota Pekalongan. Apalagi sungai Kota Pekalongan tercemar, apabila mengambil air sungai akan membuat armada bermasalah,” kata Eka.
Eka menerangkan, dulu waktu Pasar Banjarsari terjadi kebakaran banyak bantuan armada dari luar kota, mereka mengambil air sungai setelah itu armadanya mengalami rusak berat. “Harapannya ke depan masyarakat Kota Pekalongan memahami pentingnya hydrant, dan pemerintah segera merevitalisasi hydrant,” tandas Eka
Dalam menangani kebakaran sarana dan prasarana yang menunjang harus diutamakan, sehingga penanganan kebakaran semakin cepat dan tepat. Disebutkan Eka saat ini damkar Kota Pekalongan memiliki 3 unit armada yakni truk 3.000 liter, 5.000 liter, dan 6.000 liter, namun sarpras ini masih jauh dari ketentuan Kemendagri.
“Damkar Kota Pekalongan membutuhkan truk water suplai untuk membantu operasional armada saat menangani kebakaran. Untuk personel damkar di Kota Pekalongan jumlahnya sudah memadahi yakni satu shift 7 orang namun untuk ASN fungsional terampil analis kebakaran tidak banyak,” jelas Eka.
Terkait truk untuk suplai air, lenjut Eka, sebetulnya dulu saat Damkar masih bergabung dengan BPBD ada truk tanki. Namun sekarang sudah tidak lagi. Eka berharap ke depannya ada peningkatan sarpras pemadam kebakaran dan juga ada penurunan kasus kebakaran di Kota Pekalongan. (jt/ion)