
Cegah Stunting, Presiden Tekankan Pentingnya Kesiapan Lahir Batin sebelum Menikah (Foto: Dok BPMI Setkab RI)
JAKARTA, KanalMuria – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kesiapan lahir dan batin sebelum menikah untuk mencegah permasalahan gagal tumbuh atau stunting pada anak.
Hal tersebut disampaikan Presiden menanggapi pertanyaan awak media mengenai tingginya angka pernikahan dini di sejumlah daerah di Indonesia.
“Masalah stunting itu juga masalah mengenai bagaimana kita menyiapkan prahamil dan saat hamil, penting. Sehingga yang namanya pernikahan itu harus dilihat bahwa mereka yang mau menikah itu betul-betul siap, siap lahir dan batin,” kata Presiden.
Presiden pun menekankan pentingnya menjaga kesehatan prahamil dan saat hamil. Presiden menilai bahwa penyelesaian permasalahan stunting saat anak masih di dalam kandungan akan lebih mudah.
“Jangan sampai mau nikah ada anemia, kurang darah. Itu nanti waktu hamil, kalau ini tidak diselesaikan, waktu hamil anaknya menjadi stunting, penyelesaian setelah lahir itu lebih sulit. Akan lebih mudah diselesaikan, pada saat anak masih di dalam kandungan,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Penurunan Stunting, di Auditorium Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur.
Presiden Jokowi menyampaikan, saat ini semua negara tengah berkompetisi di berbagai bidang. Untuk memenangkan persaingan tersebut, Presiden pun menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Di ASEAN sendiri, kelihatannya kan rangkul-rangkulan, salam-salaman tapi sebetulnya juga sama berkompetisi, saling berebut investasi, saling berebut teknologi, semua negara. Dan, kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas, SDM unggul, SDM yang berkualitas,” ujarnya.
Mengingat pentingnya SDM berkualitas tersebut, Kepala Negara meminta BKKBN untuk menjalankan tugas dengan baik dalam membangun keluarga berkualitas dan menjaga keseimbangan pertumbuhan.
“Tugas BKKBN tidak mudah, membangun sebuah keluarga yang berkualitas tidak mudah, tapi saya meyakini 1,2 juta penyuluh yang ada di BKKBN plus pendampingnya mampu melakukan itu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam laporannya menyebut bahwa pencapaian BKKBN dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat fertilitas total atau total fertility rate (TFR) yang ditargetkan sebesar 2,1 pada tahun 2024 mendatang. TFR adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya
“Akan tetapi dari berbagai hasil pendataan dan juga survei, menunjukan bahwa hari ini angka itu sudah mendekati 2,1,” ujar Hasto.
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas keluarga, salah satunya dilakukan BKKBN melalui percepatan penurunan angka gagal tumbuh atau stunting. Saat ini, berdasarkan laporan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen.
“Kalau mau mengejar target 14 persen, artinya mesti turun 3,8 persen dalam 2 tahun ke depan. Tahun ini mesti 3,8, tahun depan mesti 3,8,” kata Budi.
Turut mendampingi Presiden dalam Rakernas ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung. (eds/syn)