
Ilustrasi Bundir
SEMARANG, KanalMuria – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku prihatin dengan dua kasus bunuh diri (bundir) mahasiswi yang terjadi beberapa hari terakhir.
Mbak Ita sapaannya, menjelaskan peran keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan generasi muda dalam menyikapi persoalan pribadinya. Bahkan dua kasus yang terjadi terakhir, sengaja meninggalkan surat wasiat kepada teman dan orang terkasih.
“Kalau lihat beritanya, ada surat wasiat. Ini kan bukti kalau mereka punya masalah keluarga, ataupun pribadi dan lingkungan. Jadi orang tua, tetap harus memantau perkembangan buah hati mereka meskipun sudah dewasa,” katanya. Dikutip dari semarangkota.go.id.
Pemkot kata Mbak Ita, memiliki layanan konseling dalam Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM). Namun, Rumah Duta Revolusi Mental selama ini memang fokus pada penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan persoalan kasus bullying di sekolah. Karena domain Pemkot Semarang saat ini hanya menangani tingkatan sekolah TK, SD, hingga SMP saja.
Untuk kasus kemarin, ia menjelaskan harus ada solusi peran Pemerintah, kampus, dan lingkungan sekitar, termasuk pemilik rumah kos yang ditinggali mahasiswa. Meski begitu, pihaknya tetap akan mencari solusi, agar kasus serupa tidak kembali terjadi. “Kampus juga harus tahu, lingkungan teman sekitar, termasuk pemilik kos, agar kasus serupa bisa dihindari,” tambahnya. (tra/de)