Home » Buku Sejarah Nawa Kartika, Cara Mengingat dan Menghormati Para Pendiri Lembaga
Buku Sejarah Nawa Kartika, Cara Mengingat dan Menghormati Para Pendiri Lembaga

Buku Sejarah Nawa Kartika, Cara Mengingat dan Menghormati Para Pendiri Lembaga (Foto: Dok Nawa Kartika)

KUDUS, KanalMuria – Dalam rangkaian Harlah Nawa Kartika, juga digelar Bedah Buku “Sejarah Nawa Kartika: Pendidikan Islam Modern Berbasis Ahlussunnah Wal Jama’ah di Kabupaten Kudus”. Acara itu berlangsung di Aula Mubarokfood Cipta Delicia, Sabtu (7/1) 08.00 WIB.

“Terbitnya buku ini sesuai pesan dari sesepuh di Nawa Kartika, jangan sampai lupa dengan lembaga kita sendiri. Berawal dari itu, Nawa Kartika yang berdiri pada tahun 1969 dan tepat hari ini merupakan harlah ke-54. Dan angka itu dianggap keramat,” kata Mc. Mifrohul Hana, salah satu penulis buku Sejarah Nawa Kartika.

Menurutnya, dari angka 54, jika keduanya ditambahkan berjumlah 9. Mifrohul menjelaskan, angka 9 artinya sama dengan Nawa Kartika.

“Karena Nawa Kartika maknanya adalah ‘Sembilan Bintang’. Saya mewakili para penulis, Hendro Ari Wibowo dan Permata Sharoh Anisa, tujuan terbitnya buku ini sebagai bukti kita mencintai dan menghargai perjuangan leluhur yang telah mendirikan lembaga Nawa Kartika,” lanjutnya.

Mifrohul mengungkapkan, para penulis buku tersebut, awalnya memperoleh data dari mewawancarai para tokoh pendiri Nawa Kartika. Salah satunya Hj Mufawazah, yang turut memperjuangkan berdirinya lembaga pendidikan Nawa Kartika pada tahun 1969 silam.

Meski sudah berumur, dia menyebut Hj Mufawazah mempunyai ingatan yang tajam. Beliau juga menceritakan pengalaman saat mengajar di tahun 1970, di mana gedung yang digunakan sempat roboh.

“Alhamdulillah saat gedung roboh tidak ada korban sama sekali. Saat itu 4 ruangan roboh, dan kemudian kembali ke tempat mengajar di kediaman Raden Khambali. Lalu dibangun kembali dan berkembang hingga saat ini,” ujar Mifrohul.

Selanjutnya, dia juga mewawancarai Hj Mutiah tentang Harlah Nawa Kartika di tahun 1977 yang juga telah terdokumentasi. “Yang ketiga adalah dokumen wawancara Hj Sa’adah yang ditulis dengan pensil oleh Hj Mufawazah. Data-data itulah yang menjadi dasar kami menulis sejarah Nawa Kartika,” katanya.

Bahkan, berkat data-data itu, para penulis dapat menceritakan secara rinci berbagai peristiwa yang terjadi di Nawa Kartika sejak 1969. Mifrohul mengaku bersyukur data-data itu masih tersimpan dengan baik hingga saat ini.

Sekretaris Yayasan Pendidikan Nawa Kartika, Muhammad Fatchan menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi telah terbitnya buku Sejarah Nawa Kartika. Hal serupa juga dia utarakan kepada panitia penyelenggara Harlah Nawa Kartika ke-54.

“Terima kasih saya utarakan kepada para penulis yang telah sudi membuat buku Sejarah Nawa Kartika dan juga kepada panitia harlah yang telah berjuang siang dan malam mensukseskan acara ini,” ujarnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Direktur Mubarokfood, Muhammad Hilmy. Sebagai wali murid, dia menyampaikan terima kasih atas dedikasi guru, staf hingga office boy dan satpam di Nawa Kartika.

“Sebagai yang didapuk menjadi keynote speaker dan utamanya wali murid, saya mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi para guru, staf hingga office boy dan satpam di Nawa Kartika. Saya berharap Nawa Kartika di Harlah ke-54, dapat menjadi lebih baik lagi,” kata Hilmy.

Menurutnya, di tengah perkembangan teknologi yang cepat, Nawa Kartika dapat mengimbangi. Bahkan di usia ke-54, Nawa Kartika dapat membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan yang maju dan berkembang.

Direktur Mubarokfood itu juga mengapresiasi acara bedah buku yang diselenggarakan dalam rangkaian Harlah Nawa Kartika ke-54. “Tidak banyak lembaga pendidikan di luar sana yang menggelar bedah buku di acara ulang tahunnya. Jadi ini luar biasa,” imbuhnya. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *