
Brebes Raih Juara 1 Daerah Terbaik di Indonesia dalam ECCNE Award Penurunan Stunting (Foto: Dok Pemkab Brebes)
BREBES, KanalMuria – Upaya penurunan stunting yang selama ini dilakukan di Kabupaten Brebes rupanya diapresiasi dengan diterimanya penghargaan bergengsi atas keberhasilan pembangunan daerah dalam penurunan stunting.
Penghargaan yang diterima oleh Pemkab yang diselenggarakan oleh Seameo Refcon.
Pengumuman penghargaan disampaikan Direktur Semaeo Refcon Zainun Misbah dalam Governing Board Meeting Kementerian Pendidikan dari 11 negara Asia Tenggara yang diselenggarakan secara daring pada Selasa (19/09).
“Kita patut bersyukur, berkat partisipasi aktif seluruh masyarakat, dunia usaha dan seluruh stakeholder kita bisa mendapatkan penghargaan dalam upaya penurunan stunting,” ujar Pj Bupati Urip Sihabudin, melalui Kepala Baperlitbangda Kabupaten Brebes, Apriyanto Sudarmoko usai pengumuman penghargaan di Kantor KPT.
ECCNE atau Early Childhood Care Nutrition and Education adalah penghargaan yang diberikan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition atau Organisasi Kementrian Pendidikan se Asia Tenggara untuk keberhasilan daerah dalam penurunan stunting melalui implementasi Program Anakku Sehat dan Cerdas di Indonesia.
ECCNE Award tahun 2023 diberikan kepada 3 daerah terbaik di Indonesia, yaitu Brebes, Bangka dan Lombok Timur. Tim Panelis penilaian ECCNE Award 2023 terdiri dari para pakar independent yang berasal dari Perguruan Tinggi, Kementrian Pendidikan, BKKBN dan para ahli di bidangnya. Di antaranya adalah Umi Fahmida, dari SEAMEO RECFON, Ardhiani Dyah Priamsari, dari Global Alliance for Improved Nutrition, Eko Prihastono, dari Kementerian Kesehatan dan Harris Iskandar, dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Irma Ardiana, MAPS dari BKKBN.
Lebih lanjut Apri menyampaikan Pemkab Brebes memberikan apresiasi dan penghargaan luar biasa kepada semua stakeholder penurunan stunting atas penghargaan yang diterima.
Apri menyampaikan, selain peraturan-peraturan yang dikeluarkan, Pemkab Brebes juga tengah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan dan menanggulangi masalah stunting, di antaranya pelatihan pendidik PAUD dengan menggunakan modul Anakku Sehat dan Cerdas baik secara daring maupun luring di semua desa/kelurahan di Kabupaten Brebes.
Selain itu, pembuatan modul Anakku Sehat dan Cerdas, penyusunan buku pedoman panganan lokal, pemberian makanan tambahan melalui gerakan Gerimis Telur (Gerakan Minum Susu dan Makan Telur) dan Gemarikan (Gerakan Makan Ikan), Rias Canting (Perias Cegah Stunting), Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), Aplikasi E- Stunting Sambang, dan yang terkini adalah GASPOL (Gerakan Atasi Stunting Donasi Telor). “Selain itu, kita juga menguatkan kemiteraan dengan non pemerintah dan dunia usaha,” tambah Apri, dikutip dari brebeskab.go.id.
Sementara itu, dari aplikasi E-Stunting Sambang, secara keseluruhan dampak yang terlihat dari berbagai upaya yang telah dilakukan adalah penurunan jumlah baduta stunting dari bulan Februari 2023 sebanyak 3.048 baduta stunting, menjadi 395 baduta pada Bulan Agustus 2023.
Sementara itu, sampai dengan bulan Agustus secara bertahap ada 600 baduta yang diberikan PMT. Sebanyak 313 baduta mendapatkan GASPOL, dan sebanyak 300 diberikan konseling.
Meskipun demikian, tambah Apri, upaya penurunan stunting tidak berhenti pada penerimaan penghargaan, karena meskipun terus menurun, namun angka stunting di Kabupaten Brebes masih cukup tinggi.
“Kita harus terus berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Brebes zero stunting, dan memastikan bahwa generasi emas Kabupaten Brebes lebih berkualitas dan berintegritas serta memiliki daya saing,” ungkap Apri. (jt/ion)