Home » BPBD Kabupaten Magelang Siaga 24 Jam, Antisipasi Kekeringan dan Karhutla
BPBD Kabupaten Magelang Siaga 24 Jam, Antisipasi Kekeringan dan Karhutla

BPBD Kabupaten Magelang Siaga 24 Jam, Antisipasi Kekeringan dan Karhutla (Foto: Dok Pemkab Magelang)

MAGELANG, KanalMuria – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mewaspadai bencana yang kerap terjadi pada musim kemarau. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Warsono menyebut, potensi krisis air dan kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau cukup tinggi di beberapa wilayah. Terlebih, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih kering dari tahun sebelumnya sebagai dampak El Nino.

Edi mengatakan, dalam antisipasi kemarau pihaknya telah mempersiapkan personel, sumber mata air, armada tangki. Termasuk dalam mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan (karhutla) BPBD telah berkoordinasi dengan 10 sektor termasuk Forkopimcam, maupun lainnya.

“BPBD telah memersiapkan personel untuk menghadapi el nino yang ancamannya kekeringan dan minimnya sumber mata air maupun karhutla,” sebut Edi, Jumat (16/06).

Dia juga menyebut hasil assesment potensi kekeringan di Kabupaten Magelang terdapat 15 desa yang tersebar di 7 Kecamatan yakni Mertoyudan, Borobudur, Pakis, Salaman, Windusari, dan Ngluwar.

Edi menambahkan, BPBD Kabupaten Magelang juga telah menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat dan sebuah Ponpes di Desa Bulurejo Kecamatan Mertoyudan.

Dia berharap, agar masyarakat dapat mengirimkan surat resmi jika terjadi kekurangan kebutuhan air bersih di wilayahnya. “Kita siaga 24 jam dan kami juga memback up jika nanti sampai terjadi sumber mata air dari pelanggan PDAM seanjang dia ada penampungan maka akan kami droping air bersih,” ungkap Edi, dikutip dari magelangkab.go.id.

Sedangkan wilayah berpotensi karhutla untuk sementara berada di Gunung Andong, Gunung Putri Windusari dan Gunung Merapi yang dipicu lontaran material dari puncaknya.

Adapun antisipasinya pihak BPBD telah berkoordinasi dengan sejumlah elemen diantaranya masyarakat peduli api untuk bersama sama menyelamatkan alam. “Selain itu juga rutin melakukan assesment pendataan dan patroli pada siang dan malam hari mengingat terik matahari sangat menyengat,” ujarnya.

Edi berharap agar masyarakat untuk tidak membuat sumber-sumber api yang berpotensi memicu kebakaran. Jika memang harus melakukan aktivitas yang mengharuskan menggunakan api, maka diharapkan agar lebih berhati-hati guna menghindari terjadinya kebakaran. (jt/ok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *