
Becak Listrik Produk Udinus akan Diaplikasikan di Kota Lama (Foto: Dok Pemkot Semarang)
SEMARANG-KOTA, KanalMuria – Ajakan pemerintah beralih dari kendaraan berbasis bahan bakar minyak ke kendaraan yang menggunakan energi terbarukan mulai dilirik sejumlah pihak. Tak hanya para produsen kendaraan bermotor, civitas akademika kampus pun mulai menciptakan kendaraan berbahan bakar listrik.
Satu di antaranya civitas akademika Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dosen bersama para mahasiswanya menciptakan kendaraan listrik berupa becak listrik yang dinamai Becikku (Becak Listrik Kampus Udinus).
Koordinator Pameran Artificial Intelligence Kampus Udinus, Ari Heriyanto mengatakan, becak ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga. Di bagian atas, terdapat pula solar panel untuk menambah tenaga pada aki tersebut.
Mengutip dari semarangkota.go.id, becak karya mahasiswa dan dosen tersebut bekerja secara otonom. Becak dioperasionalkan tanpa supir. Di bagian bawah, terdapat kamera untuk mendeteksi jalan yang harus dilalui.
“Becak ini bisa membawa empat penumpang tanpa ada supir. Ini sudah dilengkapi kamera sensor,” terang Ari, saat berada di Pameran Artificial Intelligence yang digelar Google bersama Pemerintah Kota Semarang, di Hotel Patra Semarang, Kamis (16/03).
Ari membeberkan, Becikku ini rencananya akan dioperasikan di Kota Lama dengan kerja sama Pemkot Semarang. Becak ini akan mengitari Kota Lama Semarang.
Tak hanya, berkonsep kendaraan ramah lingkungan, uniknya, becak ini menggunakan teknologi modern. Becak tidak hanya dilengkapi kamera bawah, namun juga kamera depan untuk menangkap gambar gedung-gedung yang ada di Kota Lama. Kendaraan tersebut akan menampilkannya melalui layar yang terdapat di bagian depan kursi penumpang sekaligus menjelaskan melalui suara.
“Misalnya, ada Gereja Belenduk, Marabunta, akan diinformasikan ke penumpangnya melalui layar, sekaligus akan diberi suara. Gereja Belenduk dibuat tahun berapa, dan sebagainya,” jelasnya.
Anggota tim pembuatan becak listrik, Toriq Akbar Bagaskoro mengatakan, sejauh ini kendaraan listrik tersebut memang belum diuji lebih lanjut berapa banyak tegangan listrik yang dibutuhkan untuk menempuh sekian kilometer. Namun, dari uji coba yang dilakukan, pihaknya menggunakan 62 volt untuk kemudi depan dan 24 volt untuk kontrol belakang.
“Itu sudsh bisa untuk muter-muter lama saat uji coba, sekitar kampus Udinus, ke kampung-kampung. Turunnya sehari 1 volt,” jelasnya.
Toriq mengakui, hal yang cukup sulit saat menciptakan becak listrik tanpa pengemudi ini adalah bagian mekanisme jalan otomatis. Pasalnya, becak perlu mengetahui sensor di sekitar, misalnya, di perempatan, ada orang, pohon, dan lain sebagainya. Dia bersama tim terus melakukan pengembangan untuk menciptakan becak listrik tersebut lebih baik. (tra/ion)