
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pembiayaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satu bentuk konkret dukungan tersebut adalah lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang terus diperluas jangkauannya.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Tengah, Bayu Andy Prasetya, menyampaikan bahwa hingga 31 Maret 2025, total penyaluran KUR di wilayah tersebut telah mencapai Rp9,67 triliun. Jumlah ini disalurkan kepada sekitar 196 ribu debitur dari berbagai sektor usaha.
Sektor perdagangan menjadi penerima manfaat terbesar dari program KUR tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku usaha di sektor ini masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dalam skala usaha kecil dan menengah.
Kabupaten Pati tercatat sebagai wilayah dengan penyaluran KUR tertinggi di Jawa Tengah, yakni sebesar Rp556,35 miliar. Angka ini mencerminkan tingginya minat serta kebutuhan pembiayaan usaha produktif di wilayah tersebut.
Sementara itu, untuk pembiayaan UMi, realisasi penyaluran mencapai Rp32,37 miliar kepada lebih dari tiga ribu debitur. Mayoritas penerima berasal dari sektor jasa kemasyarakatan dan hiburan, dengan Kabupaten Jepara mencatat angka penyaluran tertinggi sebesar Rp12,09 miliar.
Bayu menegaskan bahwa secara keseluruhan, APBN berperan penting dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, terutama di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian. Program-program pembiayaan seperti KUR dan UMi dinilai menjadi instrumen efektif dalam memperkuat UMKM sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
(*)