
‘Pesta Demokrasi’ Ala Lapas Batang, dalam Memilih Ketua Santri WBP (Foto: Dok MC Batang)
BATANG, KanalMuria – Puluhan santri Darut Taubah Lapas Kelas IIB Batang menggunakan hak pilihnya dengan mengikuti pemilihan ketua santri. Proses pemungutan suara dilakukan layaknya pesta demokrasi yang diawali penyampaian visi misi para kandidat, sebelum para santri menentukan pilihannya.
Kepala Lapas Kelas IIB Batang Rindra Wardhana menyampaikan, tujuan utama kegiatan ini untuk mempersiapkan ketua santri yang baru.
“Dalam waktu dekat ketua santri sebelumnya akan mendapatkan pembebasan, maka ketua yang baru kami persiapkan lebih awal,” katanya, usai menyaksikan proses pemungutan suara pemilihan ketua santri Darut Taubah di Lapas Kelas IIB Batang, Kabupaten Batang, Selasa (24/01).
Dilansir dari laman batangkab.go.id, ia mengimbau, ketua santri yang terpilih, nantinya harus mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. “Mereka kami latih memaparkan visi misinya di hadapan para santri. Ketua santri yang terpilih memiliki tugas untuk membawa blok santri ini jadi lebih baik dalam ibadah hingga mematuhi aturan dalam Lapas,” terangnya.
Di dalamnya juga ada proses tanya jawab dengan para panelis yang dihadirkan dari beberapa pihak, di antaranya perwakilan dari Kantor Kemenag Batang.
“Ide ini muncul dari rekan petugas bagian registrasi yang mengemas pemilihan ketua santri, layaknya pemilihan umum,” jelasnya.
Kegiatan ini juga bagian dari upaya Lapas mengedukasi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tentang tata cara pemungutan suara dan seluruh prosesnya.
“Apalagi di tahun 2024, kita akan menggelar pesta demokrasi pemilihan Presiden, DPR dan Kepala Daerah, jadi momentumnya sangat tepat,” tegasnya.
Sebanyak 81 WBP santri Darut Taubah menggunakan hak pilihnya. Sistem ini baru pertama kali di Indonesia, pemilihan ketua santri dengan menerapkan pemilihan langsung.
Dalam menentukan kandidat, pihak Lapas memperhatikan kompetensi dalam keilmuan agama hingga kepemimpinan.
“Setelah terpilih, enam bulan kemudian akan kami evaluasi. Jika memang layak akan dilanjutkan hingga masa tugasnya satu tahun ke depan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Santri Darut Taubah terpilih, Muhammad Nasirin mengatakan, pemilihan ketua santri secara langsung sangat baik. Para santri dapat menentukan ketua yang paling tepat.
“Visi misi saya, ingin meningkatkan keilmuan khususnya agama para santri, jadi lebih baik. Contohnya mampu membaca Alquran secara baik dan benar, sehingga bermanfaat bagi masyarakat nantinya,” ungkapnya.
Pria 36 tahun ini sebelumnya belum pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. “Saya merasa tidak percaya kalau saya menang. Bingung juga kok bisa menang,” ujar dia.
Ia mengaku tidak ada doa khusus, namun berupaya menunjukkan perilaku keseharian yang sering dilakukan, untuk disampaikan kepada rekan santri.
“Semalam sempat mimpi juga kalau saya jadi imam salat subuh para petugas Lapas. Mungkin itu pertanda dari Allah,” ujarnya. (jt/ion)