
Peternak Boyolali Diminta Waspada Penyebaran Penyakit LSD (Foto: Dok Diskominfo Boyolali)
BOYOLALI, KanalMuria – Para peternak Kabupaten Boyolali kini diminta waspada dengan penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Penyakit kulit yang disebabkan virus ini menyerang ternak sapi dan kerbau melalui gigitan vector seperti lalat, nyamuk dan caplak yang menyebabkan banyak benjolan di tubuh hewan ternak tersebut.
Di Kabupaten Boyolali, penyakit LSD ini telah menyerang ternak sapi di Desa Pakang, Kecamatan Andong beberapa waktu yang lalu. Dari data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, terdapat 606 ekor sapi suspek LSD dan 32 ekor sapi di antaranya positif terjangkit penyakit LSD, serta sembuh 20 ekor.
“Dari 606 suspek ini yang positif berdasarkan uji lab adalah 32. Jadi sekarang totalnya jadi 606 tadi yang sudah dinyatakan sembuh 20 ekor,” kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati saat ditemui di kantornya pada Selasa (17/01).
Dilansir dari laman boyolalikab.go.id, upaya yang dilakukan antara lain dengan mengerahkan berbagai elemen untuk melakukan biosecurity dan melakukan cek hewan ternak yang akan dibawa ke pasar hewan yang ada di Kabupaten Boyolali. Selain itu, pihaknya juga melakukan vaksinasi ke hewan ternah yang terindikasi penyakit LSD.
“Juga saat ini sudah dilakukan sebagian vaksinasi. Vaksin kami itu baru mendapatkan 3.700, sudah terdistribusi di UPT puskeswan dan sebagian di sini (kantor Disnakkan) untuk melayani yang sekiranya emergency dan kami sedang mengupayakan tambahan vaksin dengan melayangkan surat ke provinsi,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Afiany Rifdania mengatakan hewan ternak yang terkena penyakit LSD dengan ditandai dengan gejala benjolan di tubuh hewan ternak, akan mempengaruhi harga jual hewan ternah tersebut.
“Para peternak, mohon bersabar mengikuti proses penyembuhan proses pengobatan, dilakukan saja karena ini sudah banyak terbukti sudah sembuh dan kembali mulus (hewan ternak) nanti jadi gemuk lagi, luka menghilang dan bisa kembali meningkatkan harga jual,” ujar Afi.
Pengobatan yang diberikan kepada sapi dan kerbau selain vaksinasi, yakni pemberian obat dan vitamin. Asupan ini diberikan setiap 10 hari sekali selama satu bulan untuk mematikan virus dan mengobati bekas luka pada hewan ternak sehingga hewan ternak bisa puliih kembali.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan menjaga asupan gizi pada hewan ternak. “Paling utama itu menjaga kebersihan karena ditularkan lewat vektor. Dan mohon bantuan dari masyarakat untuk juga menjaga asupan gizi,” ungkapnya. (jt/ok)