
Pintu Bendung Wilalung Dibuka, Wakil Koordinator FP3A Jelaskan Alasannya (Foto: Istimewa)
KUDUS, KanalMuria – Wakil Koordinator Federasi Petani Pemakai Air (FP3A) Sistem Kedungombo, Akrab kembali menjelaskan alasan dibukanya Pintu Bangunan Pengendali Bendung Wilalung Lama (BPBWL) pada Jumat (6/1) kemarin. Seperti yang diberitakan KanalMuria sebelumnya, secara bertahap, pintu nomor 8 Bendung Wilalung dibuka selebar 5 cm ke arah Sungai Juwana saat hari itu.
Baca juga: Pintu Bendung Wilalung Dibuka, Warga Tidak Perlu Was-was
“Terkait dibukanya pintu yang mengarah ke Juwana, karena dari Bendung Klambu kirim buangan air 819 kubik meter per detik. Sesuai berita acara perjanjian acara tahun dua ribu sekian, itu kesepakatannya, jika dari Klambu kirim 800 lebih, maka Wilalung wajib hukumnya untuk diperbantukan ke Juwana,” jelas Akrab kepada KanalMuria, Minggu (8/1).
Dia menerangkan, sebelumnya di Bendung Klambu berada di angka 790 meter kubik per detik, dan sempat turun sampai 330 meter kubik per detik. Kemudian kembali naik setelah sejumlah daerah di Grobogan diguyur hujan deras.
“Ketinggian sempat turun di angka 330. Tapi kembali naik setelah di beberapa titik di Grobogan dan Blora, terjadi hujan yang lebat. Akhirnya, kiriman dari daerah aliran sungai di Menduran, Dumpil dan Sedadi meluncur ke Klambu. Karena di Bendung Klambu menjadi pusat yang menerima dari Serang, Lusi, Menduran dan Dumpil, sudah penuh, jadi dibuang ke sungai Juwana,” papar Akrab.
Saat itu, disebutnya Sungai Wulan tengah dalam kondisi sedikit longgar, tidak penuh seperti hari-hari sebelumnya. Sehingga saat pintu Bendungan Wilalung dibuka arah ke Sungai Juwana, kondisinya tidak seperti saat limpas hingga 10 cm.
Menurut Akrab, karena aturannya seperti itu, maka sah-sah saja saat Bendung Klambu mengirim air, pintu Bendung Wilalung dibuka “Klambu buang air 800 sekian, buang saja. Toh nanti di pintu Bendung Wilalung dibuka,” lanjutnya.
Terakhir, Akrab mengingatkan para warga untuk tidak panik walaupun terdampak. Sebab, dampak yang ditimbulkan tidak signifikan. “Kemungkinan akan berdampak di beberapa desa di Kecamatan Undaan, Jati, Jekulo dan Mejobo. Tapi tidak signifikan, jika tergenang air mungkin 2 hari sudah surut,” imbuhnya. (iby/ok)
Baca juga: Debit Air Meninggi, Bupati Eisti’anah Tinjau Waduk Wilalung