
Masjid Kebanjiran, Warga Desa Prampelan Shalat di Atas Meja (Foto: Dok Soes Pawiro/KanalMuria)
DEMAK, KanalMuria – Banjir yang sudah berlangsung selama lima hari di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, dapat dipastikan merepotkan aktivitas warga dalam keseharian. Kendati sudah berangsur surut, namun di permukiman warga, masih terlihat genangan hingga masuk ke dalam rumah.
Setidaknya, hingga Rabu (4/1) akses jalan desa genangan semakin surut antara 30 – 40 sentimeter. Aktivitas warga pun mulai berangsur pulih, kendati banyak di antara warga yang masih belum dapat beraktivitas seperti semula.
Di tengah pantauan banjir, ada aktivitas warga yang tidak ditinggalkan. Banyak di antara mereka langsung bergegas menuju Masjid Al Muttaqin untuk menunaikan kewajiban shalat.
Ini terlihat saat muadzin mengumandangkan adzan, maka banyak warga yang bergegas menuju masjid. Padahal, di dalam masjid masih tergenang banjir, yang sejak hari pertama banjir belum mongering.
Takmir masjid, Mansur, 67, mengatakan, sudah sejak Sabtu (31/12) malam, jemaah masjid terpaksa menjalankan ibadah shalat berjamaah di atas meja.
“Ketika Sabtu sore, kami masih bisa beribadah di dalam masjid seperti biasa. Tapi saat malam hari, air sudah masuk ke dalam masjid dan terpaksa shalat Subuh dilakukan di atas meja,” kata Mansur.
Di dalam Masjid Al Muttaqin, memang masih tergenang sekitar 5 sentimeter. Sementara di luar, genangan banjir setinggi lutut orang dewasa. Sedangkan di permukiman masih bervarisi antara 60 sentimeter hingga 1 meteran.
Mansur mengatakan, meja yang digunakan sebagai alas untuk ibadah shalat, diambil dari sekolah yang berdekatan dengan masjid. “Ini ambil meja dari SMP Tanwirul Hija Prampelan. Kebetulan enggak digunakan, akhirnya dipindahkan ke masjid, bisa buat shalat,” ujarnya.
Namun, lanjut Mansur, untuk sementara masjid hanya digunakan saat waktu shalat saja. Itu pun Jemaah yang dating jauh berkurang, lantara warga sibuk mengurus rumah yang terdampak banjir.
“Biasanya ada pengajian setiap Jumat, tapi karena ini banjir ya dibuat shalat saja. Ini ada kurang lebih 10 orang yang shalat. Kalau biasanya cukup banyak. Mungkin sibuk ngurus rumahnya yang terendam banjir,” tuturnya.
Abdul warga RT01/RW02, Desa Prampelan menyebutkan, selama banjir dirinya saat beribadah di masjid terpaksa harus di atas meja. “Sejak banjir, shalat ya di atas meja,” ujarnya. (sus/de)