
Salah satu akses jalan desa yang terputus akibat banjir bandang yang menerjang Desa Godo akhir November lalu (Foto: Iby/KanalMuria)
PATI, KanalMuria – Kendati terjadi pada akhir November 2022 lalu, dampak banjir bandang secara emosional masih melekat di perasaan warga Desa Godo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati. Kepala Posko Pemulihan Banjir Bandang Dukuh Tamansari Desa Godo, Ahmad Ridho mengaku warga masih trauma setelah adanya peristiwa tersebut.
“Kemarin, Senin (19/12) sore di sini sempat hujan kemudian banjir lagi. Warga langsung berhamburan cepat-cepat keluar rumah naik ke daerah atas, jujur kami masih trauma,” kata Ridho saat dimintai keterangan KanalMuria Selasa, (20/12).
Meski banjir yang menerjang langsung surut, tapi menurutnya, itu sudah dikategorikan bandang. Ridho mengungkapkan, banjir yang baru terjadi kemarin itu tidak berasal dari luapan sungai, melainkan air limpahan dari bukit yang ada di atas Desa Godo.
Walaupun tidak setinggi banjir sebelumnya, warga desa sangat waspada setiap turun hujan deras dan langsung meninggalkan rumah, sebelum air naik hingga separuh jembatan. “Kami sangat waspada. Banjir pada November akhir kemarin itu sudah membuat kami trauma, jadi kami menempatkan beberapa anggota tanggap bencana desa untuk berjaga di jembatan. Selain di jembatan, di hulu juga ada orang yang memantau,” lanjutnya.
Terlebih saat banjir bandang pada akhir November lalu, mencapai ketinggian hampir setinggi dada orang dewasa. Ridho mengungkapkan, ketika peristiwa itu terjadi, sebanyak delapan rumah warga roboh.
“Dari 83 rumah warga di Desa Godo, ada 8 rumah yang roboh diterjang banjir bandang. Sedangkan 43 rumah lainnya rusak berat, sisanya rusak ringan,” jelasnya.
Dari 8 rumah yang roboh dan rusak, satu persatu telah kembali diperbaiki serta direnovasi. Berdasarkan keterangan Ridho, warga Desa Godo sudah kembali beraktivitas normal dan mandiri beberapa hari setelah banjir bandang menerjang.
“Setelah banjir bandang itu kami bergotong royong saling membantu. Untuk bantuan, sangat banyak, saya sampai tidak hafal. Yang pasti dari Pemkab Pati, BPBD, instansi-instansi pemerintah, universitas-universitas hingga sekolah-sekolah memberi kami bantuan. Bahkan besok masih ada bantuan datang dari organisasi Siluman Nuswantoro dari siswa-siswi SMP di Kendal,” lanjut Ridho. (iby/de)