
Kamis (26/12/2025) — Kondisi pascabencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh masih menjadi perhatian serius pemerintah dan berbagai pihak. Hingga hari ini, proses penanganan dampak banjir dan longsor terus dilakukan, terutama di daerah-daerah yang mengalami kerusakan cukup parah.
Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ribuan warga masih terdampak dan sebagian di antaranya harus bertahan di lokasi pengungsian. Kerusakan rumah, fasilitas umum, serta lahan pertanian menjadi persoalan utama yang kini dihadapi masyarakat setempat.
Sementara itu, operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan telah memasuki tahap evaluasi. Tim SAR tetap disiagakan untuk merespons cepat apabila ditemukan laporan baru terkait korban atau kondisi darurat lanjutan di lapangan.
Pemerintah daerah Aceh masih memberlakukan status siaga darurat hingga akhir Desember 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan distribusi bantuan logistik, layanan kesehatan, serta pemulihan infrastruktur dasar dapat berjalan secara maksimal dan terkoordinasi.
Di tengah upaya pemulihan, warga terdampak kini mulai membersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur serta material sisa banjir. Namun keterbatasan alat, kebutuhan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan masih menjadi tantangan besar, terutama di wilayah pedalaman dan akses sulit.
Hingga Kamis, 26 Desember 2025, pemerintah bersama relawan kemanusiaan terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. Dukungan dan solidaritas dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan meringankan beban warga Aceh yang terdampak musibah.(*)







