Home » Hama Tikus Luluhlantakkan Jagung Petani Tambakromo, Gagal Panen Picu Warga Merantau
Screenshot_20251226-174041.Google~2

Serangan hama tikus kembali menghantam lahan pertanian jagung di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Kondisi ini dirasakan langsung oleh para petani, salah satunya Sarlan, petani asal Desa Wukirsari, yang harus menelan pahitnya gagal panen akibat tanaman jagungnya rusak parah.

Menurut Sarlan, serangan tikus pada musim tanam tahun 2025 tergolong paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hampir seluruh tanaman jagung yang ia tanam tidak bisa dipanen, padahal modal yang dikeluarkan terbilang besar, mencapai sekitar Rp10 juta per hektar untuk kebutuhan benih, pupuk, dan perawatan.

Ia menyebut, tingkat kerusakan tanaman jagung miliknya mencapai 90 hingga 100 persen. Akibat kondisi tersebut, kerugian yang dialami tidak sedikit dan berdampak langsung pada kondisi ekonomi petani di wilayahnya.
“Kerugiannya puluhan juta. Sekarang banyak warga yang terpaksa merantau untuk mencari penghasilan, karena di sini sudah tidak ada hasil panen yang bisa diandalkan,” ungkap Sarlan, Kamis (25/12/2025).

Sarlan pun berharap Pemerintah Kabupaten Pati segera turun tangan dengan memberikan solusi jangka panjang. Menurutnya, penanganan hama tikus tidak bisa dilakukan secara sporadis dan membutuhkan langkah terpadu agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap musim tanam.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Wukirsari, Sulistiono.

Ia mengungkapkan bahwa serangan hama tikus sebenarnya sudah terjadi sejak 2023, namun dampaknya semakin meluas dan parah pada 2025. Hampir 90 persen dari ratusan hektar lahan jagung di desanya dilaporkan gagal panen sejak awal tahun.

Sulistiono menambahkan, kerugian petani rata-rata mencapai puluhan juta rupiah per hektar. Meski telah berkoordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan untuk penanganan hama, hingga kini bantuan obat-obatan belum diterima. Ia berharap ada perhatian serius dan langkah antisipasi berkelanjutan agar petani tidak terus dirugikan dan terpaksa meninggalkan desa demi bertahan hidup.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *