Home » Gus Miftah Bantu Guru Madin Demak, Kecam Pelaporan Tampar Murid: “Dulu Itu Bentuk Kasih Sayang”
IMG_20250719_122419

DEMAK – Ulama kondang Gus Miftah menyambangi kediaman Mbah Zuhdi (50), seorang guru madrasah diniyyah (madin) di Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Demak. Kunjungan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap Mbah Zuhdi yang tengah menghadapi tekanan hukum dan sosial usai diduga menampar salah satu muridnya. Kedatangan Gus Miftah disambut haru oleh keluarga dan warga sekitar yang mengetahui perjuangan panjang guru ngaji tersebut.

Dalam pernyataannya, Gus Miftah menyayangkan langkah keluarga murid yang membawa perkara tersebut ke ranah hukum, padahal sang guru sudah meminta maaf secara langsung. Menurutnya, tindakan seperti itu seringkali terjadi dalam dunia pendidikan tradisional sebagai bagian dari upaya mendisiplinkan murid. Ia menegaskan bahwa hukuman ringan bukan bertujuan menyakiti, melainkan bentuk perhatian agar anak paham batasan.

Gus Miftah juga mengaitkan peristiwa ini dengan pengalaman pribadinya. Ia mengaku pernah ditampar guru saat kecil, bahkan ayahnya yang juga seorang guru diniyah tidak pernah mempersoalkannya. “Itu justru bentuk kepedulian. Kalau guru tidak sayang, mungkin akan dibiarkan saja,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Diketahui, insiden bermula saat Mbah Zuhdi sedang mengajar dan mendapati pecinya dilempar sandal dari arah kelas sebelah. Tak ada murid yang mengaku, hingga akhirnya ia menampar siswa yang disebut oleh teman-temannya. Tak lama, pihak keluarga menuntut ganti rugi Rp25 juta, yang akhirnya disepakati menjadi Rp12,5 juta. Untuk memenuhinya, Mbah Zuhdi terpaksa menjual sepeda motor yang sehari-hari digunakannya pergi mengajar.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Gus Miftah menyerahkan bantuan sebesar Rp25 juta kepada Mbah Zuhdi. Selain itu, ia juga menggantikan motor yang telah dijual dengan yang baru. Tidak sampai di situ, ia bahkan menyatakan akan memberangkatkan Mbah Zuhdi dan istrinya untuk menunaikan ibadah umrah sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan kesabarannya.

Kritik pun disampaikan Gus Miftah kepada pihak keluarga murid, yang menurutnya terlalu cepat mengambil langkah hukum tanpa melihat latar belakang pengabdian sang guru. Ia juga mempertanyakan kelengkapan bukti seperti visum, yang menurutnya belum jelas keberadaannya. Sementara itu, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan resmi terkait status kasus yang melibatkan Mbah Zuhdi.

(Asc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *