
Kanalmuria.com-Anak kos dan pegawai kantoran pasti sudah tak asing lagi sama yang namanya warteg. Warteg, alias warung Tegal, umumnya menjadi solusi bagi kalangan yang ingin makan kenyang tapi dompet tetap aman.
Di antara sekian banyak warteg, salah satu yang paling sering dijumpai adalah Warteg Kharisma Bahari. Jelas saja, warteg ini cabangnya ada di mana-mana, meliputi Jabodetabek sampai ke Yogyakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Warteg ini juga mengusung konsep yang berbeda dengan warteg lain pada umumnya, yakni lebih bersih dan rapi.
Mungkin, selama ini kamu hanya tahu makan di wartegnya saja. Tapi, tahukah kamu siapa pemilik Warteg Kharisma Bahari?
Ialah Sayudi, pemilik dari usaha Warteg Kharisma Bahari. Sayudi merintis usaha wartegnya sejak tahun 1996.
Tak melulu berjalan mulus, Sayudi pernah mengalami kebangkrutan hingga dirinya harus menjadi pedagang asongan. Kini, pria tamatan sekolah dasar (SD) itu telah memiliki 800 franchise warteg di bawah kemitraan Kharisma Bahari Group.
Simak kisah jatuh bangun Pak Sayudi dalam mengembangkan Warteg Kharisma Bahari berikut ini.
Merintis Usaha dengan Modal Pinjaman Mertua
Warung Tegal Kharisma Bahari didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996. Sebelum itu, perantau kelahiran Tegal, 21 Juli 1973 ini berprofesi sebagai pedagang asongan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur selama 7-8 tahun.
Sayudi merintis usaha warteg dengan memimjam modal dari mertuanya. Mertua Sayudi meminjamkan sertifikat rumah untuk jaminan mengambil pinjaman di bank.
Lantas, warteg pertama Sayudi di daerah Jakarta Selatan itu ia beri nama Warteg MM (Modal Mertua). Namun, bisnis wartegnya sempat bangkrut di tengah jalan, sehingga ia memutuskan untuk kembali menjadi pedagang asongan.
Anak kos dan pegawai kantoran pasti sudah tak asing lagi sama yang namanya warteg. Warteg, alias warung Tegal, umumnya menjadi solusi bagi kalangan yang ingin makan kenyang tapi dompet tetap aman.
Di antara sekian banyak warteg, salah satu yang paling sering dijumpai adalah Warteg Kharisma Bahari. Jelas saja, warteg ini cabangnya ada di mana-mana, meliputi Jabodetabek sampai ke Yogyakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Warteg ini juga mengusung konsep yang berbeda dengan warteg lain pada umumnya, yakni lebih bersih dan rapi.
Mungkin, selama ini kamu hanya tahu makan di wartegnya saja. Tapi, tahukah kamu siapa pemilik Warteg Kharisma Bahari?
Ialah Sayudi, pemilik dari usaha Warteg Kharisma Bahari. Sayudi merintis usaha wartegnya sejak tahun 1996.
Tak melulu berjalan mulus, Sayudi pernah mengalami kebangkrutan hingga dirinya harus menjadi pedagang asongan. Kini, pria tamatan sekolah dasar (SD) itu telah memiliki 800 franchise warteg di bawah kemitraan Kharisma Bahari Group.
Simak kisah jatuh bangun Pak Sayudi dalam mengembangkan Warteg Kharisma Bahari berikut ini.
Merintis Usaha dengan Modal Pinjaman Mertua
Warung Tegal Kharisma Bahari didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996. Sebelum itu, perantau kelahiran Tegal, 21 Juli 1973 ini berprofesi sebagai pedagang asongan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur selama 7-8 tahun.
Sayudi merintis usaha warteg dengan memimjam modal dari mertuanya. Mertua Sayudi meminjamkan sertifikat rumah untuk jaminan mengambil pinjaman di bank.
Lantas, warteg pertama Sayudi di daerah Jakarta Selatan itu ia beri nama Warteg MM (Modal Mertua). Namun, bisnis wartegnya sempat bangkrut di tengah jalan, sehingga ia memutuskan untuk kembali menjadi pedagang asongan.
Sempat Bangkrut, Sayudi Coba Lagi Bisnis Warteg
Pengalaman gagal menjalani bisnis warteg tak lantas membuat Sayudi kapok. Ia justru mencoba peruntungan kembali sebagai pengusaha warteg dengan mengambil alih warteg temannya yang juga nyaris gulung tikar.
Usai 10 tahun berlalu, warung makan Sayudi mulai berkembang menjadi tiga cabang. Ide franchise atau waralaba pun muncul secara tiba-tiba, karena pada saat itu Sayudi kewalahan mengelola tiga warteg yang dimilikinya.
Ia menawarkan pengelolaan warteg kepada teman dan keluarganya dengan pembagian hasil 50:50. Lama kelamaan, wartegnya berkembang hingga ia mampu mendirikan kemitraan bernama Warteg Kharisma Bahari Group.
Inovasi Jadi Kunci Sukses Warteg Kharisma Bahari
Kesuksesan Sayudi dalam mengembangkan Warteg Kharisma Bahari Group salah satunya dilandasi oleh inovasi. Di tengah stigma masyarakat yang menganggap bahwa warteg itu kumuh, Sayudi berinovasi dengan membuat usaha warteg yang lebih bersih dan rapi agar pelanggan bisa makan dengan nyaman. Ternyata, nama Bahari sendiri adalah singkatan dari kebersihan, aman, sehat, dan rapi, yang merupakan slogan kota Tegal.
Selain itu, Sayudi juga menerapkan konsep kemitraan bagi yang ingin ikut mengelola bisnis kuliner. Cukup dengan modal Rp130–Rp150 juta di luar biaya sewa kios, investor bisa membuka cabang Kharisma Bahari. Namun, jika investor ingin karyawan dari Kharisma Bahari Group yang mengurusnya, skema yang ditawarkan adalah berupa bagi hasil di mana laba bersih dibagi dua, jadi 50 persen untuk pengelola dan 50 persen untuk investor.
Sayudi menyediakan empat tingkatan waralaba, sesuai dengan kemampuan modal dan ukuran warung. Warteg Kharisma Bahari untuk modal menengah, Warteg Mamoka Bahari untuk modal minimal dengan warung berukuran medium, Warteg Subsidi Bahari untuk modal minimal, dan Warteg Selaras Bahari yang cocok untuk pemula bisnis kuliner.
Lewat konsep itu, sekarang Warteg Kharisma Bahari telah menjamur di berbagai pelosok kota. Sayudi, lewat Kharisma Bahari Group, kini menaungi total lebih dari 800 outlet warteg yang terdaftar sebagai waralabanya. Kabarnya, omzet satu cabang warteg ini bisa mencapai Rp35–45 juta per bulan. Wow!(***)