
Tiga Sekolah di Rembang Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional Mandiri (Foto: Dok Pemkab Rembang)
REMBANG, KanalMuria – Tiga sekolah dari Kabupaten Rembang meraih penghargaan Adiwiyata Nasional Mandiri di awal Desember ini. Ketiga sekolah itu adalah SMPN 1 Kaliori, SMPN 1 Lasem dan SMPN 3 Lasem.
Melansir dari rembangkab.go.id, ketiga sekolah itu menjadi sekolah pertama dari Kota Garam yang diganjar penghargaan Adiwiyata Nasional Mandiri. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Aludohong.
Kepala SMPN 1 Kaliori, Sukantiningsih mengungkapkan, persiapan Adiwiyata Nasional Mandiri terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan. Perencanaan dimulai dengan tahap sosialisasi, pembentukan Tim dan kader Adiwiyata sekolah.
Dia menjelaskan, pihaknya juga mengidentifikasi potensi serta permasalahan lingkungan hidup di sekolah. Kemudian Menyusun rencana gerakan peduli dan budaya lingkungan sekolah yang terintegrasi dengan pembelajaran.
Menurutnya, pelaksanaan Adiwiyata Nasional Mandiri paling tidak harus meliputi 10 komponen. Komponen yang dimaksud adalah kebersihan fungsi sanitasi dan drainase, pengelolaan sampah, konservasi air, konservasi energi, penanaman serta perawatan tanaman.
“Kami juga memenuhi komponen kampanye gerakan peduli lingkungan di masyarakat luas, serta inovasi terkait perilaku ramah lingkungan. Di samping itu kami membina sekolah lain berhasil menjadi sekolah adiwiyata kabupaten atau provinsi,” lanjutnya.
Penghargaan Adiwiyata Nasional Mandiri disebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rembang, Dwi Purwanto baru kali ini diraih sekolah di Rembang. Bahkan, dia menganggap untuk meraih penghargaan itu relatif lebih sulit.
Kesilitan ini disebabkan sekolah harus memenuhi sejumlah persyaratan yang tak mudah. Persyaratan itu antara lain sekolah harus mampu meminimalisasi penggunaan listrik, adanya inovasi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah. “Sekolah itu harus memiliki sekolah binaan Adiwiyata dan ada kerja sama dalam menjaga lingkungan dengan masyarakat sekitar,” jelas Dwi Purwanto. (iby/de)