
KUDUS, Kanalmuria.com–Puluhan sastrawan lintas generasi yang tergabung dalam Ligusty Poeziya binaan Lesbumi Kudus mendeklamasikan puisi dengan tema “Pahlawan, pahlawan yang tidak dikenal”. Bertempat di Eks Gedung Wanita Ngasirah Jln. Jend Sudirman No 192 B, Rendeng Kudus, Rabu (29/11/2023).
Abu Hasan Ketua Lesbumi Kudus mengungkapkan Pembacaan puisi ditempat publik ini merupakan rutinan bulanan yang telah berjalan 10 kali pada tahun 2023 ini.
“Pemanfaatan ruang publik oleh lesbumi kudus dalam pembacaan puisi ini agar masyarakat Kudus dan pegiat seni tidak segan dalam mengekspresikan karyanya” ungkap pemuda dengan panggilan akrab Abud.
Bertepatan bulan November, bulan yang identik dengan bulan pahlawan bagi Masyarakat Indonesia, Ligusty Poeziya berusaha menghadirkan sosok pahlawan bagi sebagian insan yang mungkin memiliki beragam diskripsi sosok pahlawan dalam kehidupan selama ini.
“Penempatan lokasi pembacaan puisi di Eks Gedung Wanita Ngasirah ini bermaksud untuk mengingat memori masa lalu, dimana banyak kegiatan masyarakat yang sering dihelat di Gedung yang bertempat di Timur Bangjo Rendeng ini” imbuh Abud.
“Ibu Ngasirah kerap kami mengenangnya, nama yang dijadikan Simbolitas gedung Wanita di Kabupaten Kudus, dulu, entah mau jadi apa kelak, kami selalu berharap kepada Pemkab Kudus Eks Gedung Ngasirah ini menjadi tempat yang layak, terkhusus tempat Ekspresi kesenian Masyarakat Kudus yang kini dirasa tak bertempat, bukan justru menjadi reruntuhan kenangan dan tumpukan sampah” tegas Abud.
Bu Sri Subekti Astadi salah seorang perempuan pegiat literasi di Kudus selepas pembacaan puisi, menyampaikan kenangan saat beliau Wisuda SMA pada tahun 1984.
“Gedung Ngasirah ini menjadi bagian sejarah dalam hidup kami yang diwisuda waktu itu, harapannya tempat ini lekas dibangun agar bisa lebih bermanfaat tidak seperti saat ini” katanya.
Selain itu Edi Buseng Koordinator Ligusty Poeziya yang mengusulkan Eks Gedung Ngasirah menjadi lokasi untuk pembacaan puisi di bulan November ini menegaskan, pemilihan tempat ini sebenarnya menjadi salah satu keprihatinan kami tentang ruang kreasi kesenian di Kabupaten Kudus. Gedung Ngasirah dulu menjadi salah satu tempat Ekspresi Kesenian Masyarakat kini hanya tinggal reruntuhan dan tempat pembuangan sampah.
“Dulu saat saya jadi mahasiswa, saya pernah pentas Band di Gedung Ngasirah ini, sering juga ada pameran buku dan acara – acara ramai pengunjung” ungkapnya.
Pembacaan Puisi sore ini dibacakan oleh Sinta Haryani Pegiat Kesenian Mahasiswa, Lia Wahab Pegiat Literasi Perempuan, Ahmad Dawud Literasi Santri Kudus, Maulana Rifqi Penyeduh Kopi, Nun Wideng Aktifis Kesenian, dan Aan Cok Aktifis Pergerakan Mahasiswa. Kegiatan Ligusty Poeziya ini bisa disaksikan dikanal media official : Instagram, Facebook, Tiktok dan Youtube : Lesbumi TV. (Imam/Al)