
Edi Susilo salah seorang penjual bibit Mangga Mahatir asal Thailand, di Kecamatan Tayu, Pati.

PATI-Bisnis bibit buah buahan kini menjadi ladang yang menjanjikan untuk meraup pundi pundi rupiah.
Salah satu yang berhasil menangkap peluang itu adalah Edi Susilo (33), warga asal Desa keboromo , Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Ia berhasil bangkit pasca pandemi Covid-19, setelah sebelumnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerja sebelumnya. Ia kini cukup berhasil menjadi pembudidaya bibit tanaman buah.
“Awalnya saat itu saya tidak sengaja bertamu ke teman lama nya dan melihat ada berbagai bibit tanaman. Saya langsung meminta untuk diajari budidaya bibit tanaman,” kata Edi kepada kanalmuria.com.
Ia menyebutkan di tahun 2019 pihaknya memberanikan diri mencoba membuat bibit sendiri yang awal nya coba-coba. Hingga akhirnya berhasil memodifikasi jenis-jenis bibit untuk diproduksi dan dijual.
Di antara tanaman yang berhasil dibudidaya yaitu jenis Anggur-angguran di antaranya Anggur Everest , Anggur Ninel , dan Anggur Trans Figurasi. Selain itu juga tanda jenis Mangga Jumbo atau “Mahatir” dari Thailand.
Ia mengaku belajar secara otodidak yang di dukung dengan menggali pengetahuan dari youtube akhirnya dapat melakukan pembibitan berskala besar.
“Awal mulanya hanya hobi namun bisnis pembibitan prospeknya menjanjikan sehingga di lanjutkan,” ujarnya.
Terkait pemasaran, menurut Edi, lebih banyak menggunakan media sosial dan hasilnya cukup lumayan. Ia menyebutkan untuk tanaman Mangga Mahatir ketinggian tanaman 2,5 meter-3 meter. Mangga Mahatir buahnya bisa mencapai berat lebih dari 1 kg.
“Untuk harga bibit nya biasa saya jual mulai 20rb sampai 250rb,” ucapnya.
“Penjualannya paling banyak di beli di sekitar kecamatan Tayu , Kecamatan Cluwak dan Kecamatan Dukuhseti,” pungkas Edi. (Ar/Al)