
Mulai 17 September, Pemkab Berikan Makanan Kaya Protein untuk 2.377 Balita dan 676 Bumil (Foto: Dok Kominfo Rembang)
REMBANG, KanalMuria – Berbagai program terus dilakukan Pemkab Rembang untuk menekan kasus stunting. Melalui Dinas Kesehatan, Pemkab menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan makanan lokal. PMT diberikan kepada balita dan ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang Dini Nuraida menuturkan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi merupakan indikator esensial intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting.
Dini Nuraida menambahkan, PMT berbahan pangan lokal adalah makanan tambahan pangan yang diberikan untuk memperbaiki status gizi balita dan ibu hamil. Kegiatan PMT ini disertai edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku misalnya dengan dukungan pemberian ASI, edukasi dan konseling pemberian makan, higiene sanitasi untuk ibu, pengasuh dan keluarga.
“Kegiatan PMT berbahan pangan lokal diharapkan dapat mendorong kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi. Tentunya dengan memanfaatkan potensi pangan lokal secara berkelanjutan,” ujarnya, dikutip dari rembangkab.go.id.
Penyelenggaraan PMT Berbahan Pangan Lokal untuk balita dan ibu hamil di Kabupaten Rembang mengacu pada Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil Tahun 2023 Kemenkes RI dan Surat Edaran Dinas Kesehatan Nomor 4061 Tahun 2023.
Sasaran PMT Lokal meliputi balita gizi kurang, balita dengan berat badan kurang dan balita dengan berat badan tidak naik. PMT juga diberikan untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mempunyai Indeks Massa Tubuh pra hamil atau trimester 1 sebesar kurang dari 18,5 kg/m2, memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) di bawah 23,5 cm, dengan anemia dan penyakit bawaan.
Ia menyebut sasaran penerima makanan tambahan lokal hingga saat ini sejumlah 2,377 balita dan 676 ibu hamil. Untuk pelaksanaan PMT Lokal melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penggunaan bahan lokal. Kader di desa berpartisipasi mulai dari pembelian bahan makanan, pengolahan, distribusi hingga pemantauan. PMT Lokal diberikan selama 90 hari secara berturut-turut setiap hari dimulai serempak pada 17 Juli 2023.
“PMT berupa tambahan, bukan pengganti makanan utama. Menu makanan tambahan berupa kudapan dan makanan lengkap siap santap kaya protein hewani dengan siklus menu 10 hari,” ungkapnya.
Menu terdiri dari menu wajib (sama se-Kabupaten Rembang) yang dapat diakses di https://bit.ly/menuPMT2023 dan menu tambahan sesuai dengan kreativitas puskesmas.
Beberapa menu PMT diantaranya hari pertama kudapan ikan otak- otak ikan, hari kedua kudapan ayam berwujud rolade ayam, dan berturut- turut hari ke 3 sampai ke 9 kudapan telur menjadi telur singkong kukus, kudapan daging berupa bisa kroket daging sapi.
Kemudian ada sate donat isi ayam, bola telur kentang, telur tempe daging gulung, nugget ikan sayur, nasi ayam bumbu kuning, perkedel tahu, tumis sayuran jus jambu dan hari ke 10 dadar gulung bajah.
PMT lokal ini juga dipantau secara harian, mingguan, dan bulanan yang dipantau oleh tim. Meliputi daya terima makanan, berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas (LiLA). (iby/de)