
In Line Inspection Diterapkan, Ekspor Bonsai Semarang Melejit (Foto: ud/KanalMuria)
SEMARANG, KanalMuria – Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang mencatat tren kenaikan signifikan ekspor tanaman bonsai asal Semarang. Tren tersebut terjadi usai diterapkannya In Line Inspection.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Semarang berhasil memfasilitasi ekspor tanaman bonsai selama bulan Januari hingga Agustus tahun 2023 sebanyak 6.997 pohon dengan nilai ekonomis Rp 3,1 miliar. Hal ini meningkat dibandingkan tahun 2022 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 4.825 pohon dengan perolehan nilai ekonomi Rp 2 miliar.
“Ekspor komoditas tanaman bonsai asal Semarang ini menunjukkan hasil menggembirakan karena makin laris di pasar internasional, disamping keunikannya juga persyaratannya sesuai dengan negara tujuan,” kata Kepala Karantina Semarang, Turhadi Noerchman.
Menurutnya, Karantina Pertanian Semarang kembali melakukan fasilitasi sertifikasi Ekspor terhadap 1.060 tanaman bonsai tujuan negara Belanda (01/09).
Turhadi mengatakan, Belanda mempersyaratkan tanaman bonsai yang diekspor harus bebas dari serangga Meloidogyne spp., Bemisia argentifolii dan Chaetanophothrips orchidii. Sehingga dilakukan serangkaian tindakan karantina sebelum diterbitkan sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate) sebagai jaminan tanaman bonsai sehat masuk ke negara tujuan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, Karantina Semarang menerapkan sistem in line inspection pada tanaman bonsai. Karantina ini untuk memastikan komoditas ekspor pertanian bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan negara tujuan.
“Kegiatan in line inspection meliputi pemeriksaan mulai dari pengambilan tanaman bonsai dari sumber petani, penggantian media tanam, perlakuan, penyiraman, perawatan di screen house, pengawasan pengemasan hingga stuffing atau pemuatan ke dalam kontainer siap ekspor,” tutur Turhadi.
Turhadi mengatakan, dalam kegiatan in line inspection, pihaknya rutin memberikan pendampingan mulai proses awal hingga proses akhir pemuatan bibit tanaman bonsai. Pendampingan itu sebagai upaya mitigasi terbawanya OPTK
“Kegiatan in line inspection digencarkan untuk memecahkan hambatan permasalahan SPS atau Sanitary Phyosanitary sehingga dapat menekan tingkat ketidaksesuaian di negara tujuan atau NNC (notification of non compliance),” imbuhnya. (ud/iby)