
BLORA, KanalMuria – Sebanyak 272 pegiat desa, mulai dari Kades, Kadus dan perangkat desa di Blora menjadi mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Mahasiswa RPL ini program Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT).
Mereka, ke -272 mahasiswa RPL itu, backgroundnya dari pegiat desa se -Kabupaten Blora dengan semangat telah mengikuti kuliah umum di gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (30/08).
“Alhamdulillah, apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kementerian Desa PDTT, melalui Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMP), atas kesempatan yang diberikan kepada Kepala Desa, Perangkat Desa dan Pegiat Desa lainnya di Kabupaten Blora untuk mengikuti program RPL. Semoga program ini membawa keberkahan bagi kita semua,” kata Bupati Blora, Arief Rohman.
Menurutnya, dari jumlah pegiat desa yang ikut program RPL tersebut tersebar di beberapa program studi. Seperti Prodi Ekonomi Pembangunan, Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Administrasi Perkantoran, Pendidikan Sosiologi Antropologi, Manajemen serta Akuntansi.
“Dari jumlah 272 mahasiswa yang tersebar di beberapa Prodi itu, paling banyak dari Kadus sebanyak 51 orang, 44 orang dari Sekdes, 36 kaur perencanaan, 28 kaur keuangan, 22 kasi pelayanan, 21 Kades, 18 kasi kesejahteraan, 18 kaur Tu, 17 kasi pemerintahan, dan sisanya dari beberapa pegiat desa lainnya,” jelasnya.
Kepada para mahasiswa RPL dari Kabupaten Blora, Bupati Arief minta agar bisa serius dalam menempuh pendidikan. Jangan patah semangat sehingga putus di tengah jalan.
“Ini adalah kesempatan yang baik untuk meningkatkan value panjenengan. Perlu dipahami 50 persen subsidi dari APBD untuk pembiayaan belajar panjenengan adalah uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan output maupun outcome-nya. Di samping komitmen terhadap pakta integritas yang telah ditandatangani,” pesan Bupati, dikutip dari blorakab.go.id.
Kepada Rektor Unnes, Bupati juga mengucapkan terima kasih, telah berkenan menerima perangkat desa di Blora sebagai mahasiswa program RPL sehingga pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikasi dapat dipakai penyetaraan akademik.
“Kepada para dosen, saya mohonkan arahan dan bimbingan untuk mahasiswa RPL ini, sehingga ilmu mereka dapat digunakan untuk sesarengan mBangun Blora dan berguna bagi masyarakat luas, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama,” ungkap Bupati yang akrab dipanggil Mas Arief itu. (tra/de)