
Tradisi Pasar Tambak Setahun Sekali, Pembeli Tidak Boleh Tawar Menawar Harga (Foto: Dok Diskominfo Sragen)
SRAGEN, KanalMuria – Ada tradisi menarik yang dilakukan setiap malam Jumat Wage, pada minggu pertama bulan Suro. Tepatnya di Dukuh Tambak, Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.
Tradisi ini, ditandai dengan masyarakat sekitar berbondong-bondong ke tanah lapang di pojok desa. Di hari itulah, tanah lapang yang biasanya sepi ini berubah menjadi pasar yang ramai bahkan hingga malam hari.
Pasar Tambak, begitu warga menyebutnya. Pasar ini terbilang unik, karena hanya muncul satu kali dalam setahun. Tak hanya itu, Pasar Tambak juga punya tradisi unik berupa pasar tiban dengan transaksi jual beli yang tidak boleh ada tawar-menawar harga.
Warga setempat percaya jika membeli perabotan dapur di Pasar Tambak akan mendapat berkah.
“Tidak boleh ditawar ini, diyakini pembeli dan pedagang bisa mendapat berkah. Selain itu, sebagian warga juga percaya jika membeli tanpa ditawar, bisa membuat masakan lebih enak dan sedap,” terang salah satu pedagang, Tatik.
Barang-barang yang diperdagangkan di pasar ini pun mulai dari peralatan dapur, peternakan dan pertanian. Sekitar 20 pedagang yang mayoritas warga Dukuh Tambak, turut menjual dagangannya di pasar setahun sekali ini.
Menurut warga, tradisi Pasar Tambak ini sudah digelar secara turun temurun sejak zaman nenek moyang. Ada beberapa versi asal-usul tradisi Pasar Tambak ini.
Warga menyebut, asal usul Pasar Tambak tidak lepas dari aliran Sungai Bengawan Solo yang dipercaya warga pernah mengalir di sebelah desa mereka. Suatu hari, ada seorang pangeran yang singgah ke Dukuh Tambak, karena kehabisan persediaan saat mengarungi Sungai Bengawan Solo.
Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat menghadiri acara Festival peradaban Benawi Sonten di Pasar Tambak, Kamis (11/08) menyampaikan banyak terimakasih atas kehadiran masyarakat dalam acara festival peradaban Benawi Sonten dan ikut mempromosikan lokasi wisata Pasar Tambak.
“Ini luar biasa sekali, antusias masyarakat untuk ikut meramaikan dan mempromosikan lokasi ini, tahun depan kita buat yang lebih meriah lagi,” jelasnya, dikutip dari sragenkab.go.id.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per buah. “Jadi kalau beli di Pasar Tambak ini tidak boleh menawar. Misal tadi saya beli caping harga Rp 25 ribu ya dibayar segitu. Kenapa tidak menawar, karena ingin mendapat berkah,” kata Bupati.
Dalam kesempatan itu pula, Bupati beserta jajarannya juga turut belanja beraneka ragam peralatan rumah tangga dari bambu hingga sabit, caping, pecut, dan celengan.
Diakhir acara, Bupati menebar ratusan jenis ikan mulai dari lele, mujair, nila dan patin. Ratusan ikan itu kemudian ditangkap oleh ratusan warga setempat. (jt/ok)