Home » Bupati Yuni Minta Festival Benowo Sonten Jadi Kalender Rutin Pariwisata Kabupaten Sragen
Bupati Yuni Minta Festival Benowo Sonten Jadi Kalender Rutin Pariwisata Kabupaten Sragen

Bupati Yuni Minta Festival Benowo Sonten Jadi Kalender Rutin Pariwisata Kabupaten Sragen (Foto: Dok Diskominfo Sragen)

SRAGEN, KanalMuria – Dalam upaya melestarikan budaya di Desa Gedong, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen menggelar Festival Peradaban Benowo Sonten yang dilaksanakan selama dua hari mulai (07-08/08) di Komplek Cagar Budaya Masjid dan Makam Ki Ageng Butuh Desa Gedonagan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Festival Benowo Sonten selanjutnya digelar di Pasar Tambak Kumandang Kamis (10/08) di Pendopo Tambak Desa Sribit Kecamatan Sidoharjo. Agenda pada kesempatan hari kedua kali ini, Selasa (08/08) digelar prosesi kirab gunungan Ki Ageng Butuh yang menampilkan 18 kreasi gunungan hasil bumi seperti sayur mayur dari masing-masing RT di Desa Gedongan.

Menurut sejarah, Benawi Sonten adalah nama kuno dari Bengawan Solo. Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa yang melewati 12 kota/Kabupaten mulai dari Jawa Tengah sampai dengan Jawa Timur.

Bengawan Solo pernah juga disebut sebagai Bengawan Wulayu, Bengawan Beton, Benawi Sangkrah, Bengawan Semanggi dan berubah menjadi Bengawan Sala. Seiring dengan berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat di Desa Sala.

Seluruh kegiatan merupakan kolaborasi antara Pemkab Sragen dan dua Desa yakni Desa Gedongan dan Desa Sribit serta didukung penuh oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan mendapat kepercayaan menjadi platform Kebudayaan Indonesiana.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen Prihantomo mengatakan latar belakang  kolaborasi Festival tersebut salah satunya mengeksplorasi jejak peradaban di pinggir Bengawan Solo yang melintasi Sragen.

“Sehingga kolaborasi semacam ini perlu dilanjutkan di masa depan dengan harapan membantu desa pinggiran sungai memiliki alternatif prosesi sebagai ikon budaya yang mampu meningkatkan daya tarik desa,” katanya, dikutip dari sragenkab.go.id.

Direktur Pengembangan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Direktorat Jenderal Kebudayaan Restu Gunawan. Dia mengapresisasi Pemkab Sragen dalam hal ini Bupati Sragen dengan semangat Gotong Royong berkomitmen dan kolaborasi di bidang kebudayaan sejak tahun 2019.

“Saya berpesan kepada teman-teman seniman jangan cepat berpuas dengan event ini harus ditingkatkan kualitasnya. Harus banyak referensi dan melihat festival-festival yang sudah mapan misalnya Jember Festival atau Banyuwangi Festival agar memiliki lagi kapasitas yang lebih baik. Kedepan teman-teman harus punya target agar kualitasnya semakin meningkat menjadi event yang terpublikasi secara nasional jika perlu menjadi internasioanal,” ungkapnya.

Sementara Pengageng Lembaga Dewan Adat (Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat) GRAy. Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung menyatakan tradisi Benowo Sonten merupakan cerita Babad Tanah Jawi yang mana Eyang Kebo Kenongo dan Eyang Joko Tingkir saat itu pernah menyusuri Bengawan Solo menjadi salah satu rute perjalanan dari Pajang menuju Jawa Timur.

“Ibu Bupati saya titip makam para leluhur kami dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Dan seluruh prosesi yang sudah dijalankan semoga berkah dan sejahtera untuk warga masyarakat sekitar khususnya juga untuk Kabupaten Sragen,” ujarnya. (jt/ok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *