
Suhu Minus 3,5 Derajat, Dieng Diselimuti Embun Es, Jumat (27/07) (Foto: Dok UPT Dieng)
BANJARNEGARA, KanalMuria – Suhu di Dataran Tinggi Dieng menyentuh angka minus 3,5 derajat celcius pada Kamis (27/07) pagi. Bahkan, pada Jumat (28/07) pagi ini, embun yang membeku di sekitar kompleks Candi Arjuna Dieng menjadi lebih tebal..
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo menjelaskan, secara klimatologi fenomena yang kerap disebut embun upas itu disebabkan tekanan udara di Benua Australia lebih tinggi dibandingkan Benua Asia. Menurutnya, ttekanan udara pada bulan Juni, Juli, dan Agustus di Benua Australia lebih tinggi dibanding Benua Asia.
“Dan angin yang berembus dari Australia ke Asia ini melewati Indonesia. Umumnya ini menandakan masuknya musik kemarau,” kata Hery.
Tutupan awan yang sangat minim saat musim kemarau juga disebut Hery berperan terhadap penurunan suhu di Dieng yang signifikan di malam hari. Namun, hal itu membuat panas matahari lebih terasa terik saat siang hari.
Dia menjelaskan, penurunan suhu udara di malam hari terjadi karena pancaran radiasi tidak tertutup awan. “Radiasi yang dipancarkan dari permukaan bumi lebih optimum karena langit terbebas dari awan, dan puncak menurunnya suhu terjadi sebelum matahari terbit,” ungkap Hery.
Penurunan suhu yang terus terjadi sejak malam hari menyebabkan dedaunan maupun rerumputan yang terselimuti embun menjadi membeku. Terlebih dataran tinggi Dieng memiliki kelembapan udara yang lebih tinggi.
“Udara di dataran tinggi memiliki kelembapan udara yang lebih tinggi dibanding dataran rendah. Jadi udara di dataran tinggi Dieng ini memiliki kadar air yang lebih dibandingkan udara di dataran rendah,” imbuhnya. (iby/ion)