Home » Hadirkan Penemunya dari Blitar, Distan Pangan Gelar Bintek Pembuatan Biosaka
Hadirkan Penemunya dari Blitar, Distan Pangan Gelar Bintek Pembuatan Biosaka

Hadirkan Penemunya dari Blitar, Distan Pangan Gelar Bintek Pembuatan Biosaka (Foto: Dok Pemkab Magelang)

MAGELANG, KanalMuria – Menyikapi kondisi lahan pertanian bermasalah akibat penggunaan pupuk kimia Dinas Pertanian Kabupaten Magelang menggelar bimbingan teknis pembuatan Biosaka kepada petani di Gudang Cadangan Pangan Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Magelang, pada Selasa (25/07).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Romza Ernawan mengaku sangat mendukung petani untuk beralih ke produk Biosaka. Hal ini mengingat kondisi lahan pertanian yang banyak masalah dalam kondisi tidak ideal karena sudah rusak akibat penggunaan pupuk kimia.

Selain itu Biosaka dengan teknologi yang sederhana dengan bahan baku yang mudah ditemukan di lingkungan petani sendiri. “Kami berharap dengan kegiatan ini, pengaplikasian Biosaka bisa secara masif untuk meningkatkan kualitas dan mutu pangan kita,” kata Romza di sela kegiatan tersebut.

Untuk narasumber dihadirkan Penemu Biosaka, Muhammad Ansar dari Blitar. Menurutnya biosaka merupakan inovasi pertanian yang digunakan sebagai elisitor yakni senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik yang dibuat secara organik.

Sebenarnya Biosaka itu bukan produk melainkan gerakan moral yang berasal dari kata SAKA (selamatkan alam kembali ke alam). Sedangkan, BIO nya itu diambil dari segala kekayaan hayati yang ada di sekitar kita, salah satunya rumput yang memiliki zat unsur hara tinggi.

Proses pembuatan Biosaka, dimulai dari meremas tumbuhan dengan tangan. Kemudian, campurkan bahan dengan air bersih sampai saripati rumput menyatu dengan air. “Karena, biosaka ini tidak bisa dibuat dengan teknologi, semua dibuat dengan tangan, proses pembuatan sekitar 15-20 menit,” ungkapnya, dikutip dari magelangkab.go.id.

Ansar mengatakan, Biosaka hanya dibuat dengan bahan yang ada di sekitar kita atau lebih dikenal agro-ekosistem, seperti rumput atau tanaman sehat lainnya. Untuk satu genggam rumput bisa menghasilkan sekitar 5 liter Biosaka. Di mana, 5 liter Biosaka bisa digunakan untuk 3 sampai 5 hektare sawah.

“Jadi Biosaka itu bukan pupuk, tetapi sel yang diambil dari sel tepi tanaman. Itu membentuk pigmen yang mengandung bahan kimia yang memunculkan pertahanan sehingga terjadilah elisitor,” jelasnya.

Salah satu petani asal Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Supri, 72, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Karena sebagai petani sangat perlu mengetahui penggunaan Biosaka untuk mengurangi pembiayaan.

Supri mencontohkan dirinya sebagai petani yang kurang modal tetapi bukan petani organik. Sehinga ia ingin tahu seperti apa Biosaka itu.

“Saya rasa dari Bimtek ini, saya sedikit demi sedikit akan mencoba beralih ke Biosaka tetapi tidak spontan pasti sulit tetapi akan saya coba. Untuk pembuatannya juga termasuk mudah dan murah,” tutur Supri.

Uniknya, meski dengan bahan baku dan cara yang sama, namun hasil akhir biosaka akan berbeda pada warnanya. Hal itu dipercaya pengaruh pikiran, kesabaran dan keahlian pembuatnya. (jt/ok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *