Home » 10 Desa Lokus Stunting Jadi Prioritas Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium  
10 Desa Lokus Stunting Jadi Prioritas Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium  

10 Desa Lokus Stunting Jadi Prioritas Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium  (Foto: Dok Kominfo Cilacap)

CILACAP, KanalMuria – Cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium di Kabupaten Cilacap sudah cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, pada tahun 2022 konsumsi garam beryodium rumah tangga yang terdata melalui Posyandu sebesar 99,43 persen.

Angka ini meningkat menjadi 99,67 persen pada pendataan Februari 2023. Meski demikian perilaku penggunaan dan tata cara penyimpanan yang kurang tepat, menyebabkan kandungan yodium pada garam berkurang, sehingga berpotensi menimbulkan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).

“Penyimpanan dan penggunaan garam di tingkat rumah tangga belum sesuai yang direkomendasikan sehingga dapat menghilangkan kandungan yodium,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Novita Kukilowati, Kamis (15/06).

Dalam Rakor Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium pada Lokus Stunting Tahun 2023 yang digelar Bappeda Kabupaten Cilacap di kantor setempat, Novita menjelaskan, kekurangan yodium berdampak pada gaangguan kesehatan dan dapat menyerang segala usia. Mulai dari janin, bayi baru lahir, anak-anak, remaja, ibu hamil, hingga orang dewasa.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui tata cara penyimpanan dan penggunaan garam agar kandungan yodiumnya tidak hilang. Garam beryodium harus disimpan pada tempat kering, tertutup, tidak kena panas (api/matahari), dan tidak lembab.

“Satu-satunya cara untuk mengetahui kandungan yodium yaitu menggunakan Yodina tes. Tapi sekarang kebanyakan garam sudah mengandung yodium. Hanya masyarakat perlu mengetahui cara penggunaan yang benar untuk mendapatkan manfaat tersebut,” tambahnya, dikutip dari cilacapkab.go.id.

Wakil Ketua Pokja IV Tim Penggerak PKK Kabupaten Cilacap, Mudjiati Soemardi yang juga menjadi narasumber dalam rakor tersebut mengungkapkan, garam merupakan bumbu masak yang lazim digunakan. Namun tidak semua garam mengandung yodium yang dibutuhkan tubuh.

“Oleh sebab itu alangkah baiknya kita mengonsumsi garam yang sehat yaitu garam yang mengandung iodium sesuai yang dianjurkan tidak berlebihan dan juga tidak kurang,” jelasnya.

Kepala Bappeda Kabupaten Cilacap, Sujito melalui Sekretaris, Edy Supriyono mengungkapkan, setiap tahun pihaknya bersama OPD dan stakeholder terkait terus melakukan evaluasi capaian konsumsi garam beryodium. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak garam beryodium untuk pertumbuhan dan pengaruhnya terhadap stunting.

Tahun ini, 10 desa lokus stunting yang menjadi prioritas pemantauan konsumsi garam yodium yakni Desa Tarisi dan Desa Bantar Kecamatan Wanareja, Desa Danasri Lor dan Sikanco Kecamatan Nusawungu, serta Desa Kesugihan Kidul, Keleng, dan Bulupayung Kecamatan Kesugihan.

Kemudian Desa Kedawung Kecamatan Kroya, serta Desa Gombolharjo dan Karangbenda Kecamatan Adipala. “Harapannya 10 desa lokus stunting ini bisa tuntas, tercover semuanya,” tandasnya. (jt/ok)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *