
HUT Ke-11, OJK Regional 3 Luncurkan Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jateng (Foto: Dok OJK Regional 3)
SEMARANG, KanalMuria – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY meluncurkan Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jawa Tengah, di Semarang, (18/11). Peluncuran program itu dilakukan Kepala OJK Regional, Aman Santosa bersama dengan Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sumarmo, yang bertepatan dalam rangkaian merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-11 OJK.
“Program Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Jawa Tengah ini merupakan program edukasi keuangan, yang berkolaborasi antara OJK dengan Industri Jasa Keuangan dan Pemerintah Daerah,” kata Aman melalui siaran pers kepada media.
Aman melanjutkan, program ini bertujuan untuk dapat lebih menjangkau masyarakat Jawa Tengah secara lebih masif di level kelurahan dan kecamatan. Sehingga inklusi dan literasi keuangan di Jawa Tengah dapat meningkat.
Dia menyatakan, program ini akan didukung SiMOLEK (Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan) Edutainment. “Yakni mobil literasi keuangan yang memiliki fitur untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan edukasi keuangan sekaligus penyediaan hiburan kepada masyarakat,” jelasny.
Tingkat literasi keuangan, diungkapkan Aman, di Jawa Tengah tercatat sudah meningkat dari 47,38 persen pada tahun 2019 menjadi sebesar 51,69 persen pada tahun 2021. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dari Indeks literasi Nasional sebesar 49,68 persen.
Sementara tingkat inklusi keuangan di Jawa Tengah tercatat meningkat dari tahun 2019 sebesar 65,71 persen menjadi 85,97 persen pada tahun 2021. Atau lebih tinggi dibanding tingkat Inklusi Nasional yang hanya 85,10 persen.
Peningkatan keduanya di Jawa Tengah, disebut Aman tidak lepas dari kontribusi dan kolaborasi antara OJK, IJK dan Pemerintah Daerah. Kolaborasi ini terus memberikan edukasi dan akses keuangan kepada masyarakat Jawa Tengah. Namun demikian bila dibandingkan dengan beberapa Provinsi lain, tingkat keuangan Jawa Tengah masih perlu dikembangkan.
“Untuk itu Program Peningkatan Literasi dan Inklusi keuangan yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Industri Jasa Keuangan ini perlu dilakukan, sekaligus mari kita launching mobil SiMOLEK yang akan membantu memfasilitasi edukasi masyarakat Jawa Tengah,” ujar Aman.
Sekda Provinsi Jateng, Sumarno juga berujar, program edukasi atau waspada Investai ini perlu dilakukan di level daerah di Jawa Tengah. Ini bertujuan agar masyarakat paham keuangan dan tidak mudah tertipu invetasi maupun pinjol ilegal.
“Seperti Jogo Tonggo waktu pandemi Covid-19, kita ingin itu juga dilakukan untuk kepentingan lainnya,” lanjutnya.
Dalam peluncuran program ini, dihadiri 500 peserta, baik dari pelaku Industri Jasa Keuangan, insan OJK, stakeholder dan masyarakat sekitar. Acara ini bertepatan dengan rangkaian kegiatan HUT OJK yang berisi kegiatan seperti Olahraga berupa Edu Bike dan Lomba Zumba.
Kemudian terdapat juga kegiatan sosial dan UMKM, berupa Bazar Sembako Murah, Festival Kuliner UMKM, dan Donor Darah. Untuk menghibur pengunjung yang datang, acara HUT OJK ke-11 juga menggelar pementasan musik dari Pagi Boeta Band.
Sementara Festival Kuliner yang digelar melibatkan 14 tenan kuliner UMKM Jawa Tengah. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan OJK terhadap kebangkitan UMKM di Jawa Tengah yang berkontribusi sebanyak 60,51 persen terhadap PDRB.
Aman mengaku, dukungan Industri Jasa Keuangan terhadap penyaluran kredit perbankan kepada UMKM Jawa Tengah mencapai porsi sebesar 49,37 persen dari total seluruh kredit di Jawa Tengah pada posisi September 2022. Atau lebih tinggi dibandingkan porsi kredit UMKM Nasional yang mencapai 21,53 persen.
Untuk proporsi penyaluran kredit perbankan kepada UMKM di Jawa Tengah tersebut sudah melebihi target Nasional. Presiden menargetkan penyaluran kredit sebesar 30 persen. Penyaluran Kredit Usaha Rakyar (KUR) di Jawa Tengah juga merupakan yang tertinggi secara Nasional dengan nominal posisi Agustus 2022 sebesar Rp 42,95 miliar dengan porsi 18,14 persen. (iby/ion)