Puncak Kemarau di Pati Diprediksi Terjadi April-Mei

PATI, KanalMuria – Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas III Enarotali-Paniai, Ekky Amiral Faqi menyebut masa pancaroba telah memasuki fase akhir di sebagian besar Jawa Tengah termasuk Kabupaten Pati. Setelah masa pancaroba, Kabupaten Pati akan menghadapi musim kemarau yang ditandai berkurangnya curah hujan dalam periode tertentu.

“Menurut BMKG Jika terdapat minimal 3 dasarian (30 hari berturut – turut)  dengan curah hujan bernilai 0 mm, maka bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim kemarau diambil di tengah periode tersebut,” kata Ekky dikutip dari keterangan tertulisnya.

Di Pati, lanjutnya, umumnya mulai memasuki musim kemarau pada pertengahan bulan April hingga awal bulan Mei. Terdapat sejumlah kecamatan dengan musim kemarau paling awal atau pada dasarian II April yang terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan tersebut.

Beberapa kecamatan itu di antaranya Kayen, Tambakromo, Sukolilo, Winong, Juwana, Batangan, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso dan Tayu. Sementara kecamatan yang memasuki musim kemarau paling akhir di Kabupaten Pati pada dasarian I Mei yang terjadi awal bulan tersebut meliputi Dukuhseti, Cluwak, Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong, Pati, Margorejo, Gabus, Jakenan, Jaken dan Pucakwangi.

“Musim Kemarau di Kabupaten Pati secara umum maju 1 dasarian untuk wilayah yang masuk ke dasarian II April dan mundur 1 dasarian untuk wilayah yang masuk ke dasarian 1 Mei. Musim kemarau diperkirakan berjalan dengan durasi normal seperti pada tahun sebelumnya,” ujarnya.

Informasi awal dan puncak musim kemarau diharapkan dapat membantu petani dalam menyesuaikan periode tanam sesuai dengan kebutuhan curah hujan tanaman pertanian. Selain petani, dinas irigasi dan pengairan dapat menggunakan informasi tersebut sebagai pertimbangan mengelola cadangan air sesuai kebutuhan.

“Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menggunakan cadangan air mengingat bulan April dan Mei barulah awal dan akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus 2023,” imbuh Ekky. (iby/ion)