Home » Gelar Bimtek Pasar Lelang Kopi, Kemendag Dukung Petani Permudah Pasarkan Produk
Keterangan Gambar: Pasar Lelang Kopi Terpadu, Permudah Pasarkan Produk

Keterangan Gambar: Pasar Lelang Kopi Terpadu, Permudah Pasarkan Produk (Foto: Dok Diskominfo Jateng)

TEMANGGUNG, KanalMuria – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah menggelar Bimbingan Teknis Pasar Lelang Kopi. Kegiatan yang digelar di Sigandul View, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Rabu (12/04) itu ditujukan untuk para petani kopi di Jawa Tengah.

Analis Perdagangan Disperindag Jateng, Esty Wulandari menjelaskan, kegiatan itu merupakan tahapan awal pasar lelang komoditas kopi. Pasar lelang itu bertujuan sebagai wadah untuk saling bertemu antara penjual dengan pembeli melalui Sistem Pasar Lelang Terpadu (SPLT).

“Melalui pasar lelang ini bisa mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan antara penjual dan pembeli (buyer), sehingga nanti ada kesepakatan harga,” kata Esty.

Dia mengungkapkan, pada tahun 2022, melalui sistem lelang dua kali sebesar 270 kg senilai Rp 12.639.000, terjadi sembilan transaksi yang melibatkan tujuh produsen. Dan tujuh transaksi melibatkan tiga penjual kuantum 180 kg, dengan nilai Rp.5.772.000.

“Jadi bimbingan ini agar tahun ini kita lebih siap. Di Jawa Tengah memiliki komoditas perkebunan dan horti seperti beras, jagung porang, dan kopi. Untuk kopi trennya luar biasa di sini, pasar dalam negeri dan luar negeri bagus,” terang Esty.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono menyebut, petani harus memiliki komitmen, menjaga kualitas dan kontinuitas. Menurutnya, hal itu harus dilakukan para petani jika akan mengikuti pasar lelang.

“Pasar lelang ini bisa menjadi wadah yang terpadu bagi petani, sesuai keinginan pembeli. Selama ini teman-teman pemain kopi belum memahami pemasaran, terutama pada pasar ekspor, sehingga kalah di harga,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pedagang kopi terhambat dalam jumlah permintaan karena keterbatasan lahan. “Pemain kopi di Temanggung harus mencari ke petani-petani, ke kecamatan-kecamatan lain, selain itu juga, mereka tidak mempunyai gudang yang representatif,” imbuh Entargo Yutri.

Diharapkan dengan pemberian bimbingan teknis ini antara produsen dan konsumen mendapatkan harga yang wajar dan transparan. Melalui lelang pasar, juga diharapkan menghindari pembeli yang memasang harga sepihak. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *