
Jelang Lebaran, TJKPD Cilacap dan Loka POM Banyumas Monitoring Keamanan Pangan (Foto: Dok Kominfo Cilacap)
CILACAP, KanalMuria – Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (TJKPD) Kabupaten Cilacap bersama Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas meninjau pasar tradisional dan toko modern, jelang Idul Fitri 1444 H. Peninjauan dilakukan untuk mengecek harga, ketersediaan, serta keamanan pangan pada sejumlah komoditas.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap, Agus Priharso menjelaskan, ada 13 pasar tradisional dan 7 toko modern di wilayah Kabupaten Cilacap yang menjadi uji sampel. Hasilnya, masih ditemukan adanya produk olahan pangan mengandung bahan kimia berbahaya.
“Paling banyak ditemui karag (sejenis kerupuk) mengandung rhodamin B. Ini sumbernya dari Rawalo dan Jatilawang. Kemudian teri nasi dan cumi kering masih kita temukan mengandung formalin, sumbernya dari Pasar Ajibarang,” kata Agus usai monitoring di Rita Pasaraya Cilacap, Rabu (12/04).
Tidak hanya itu, pada pantauan di wilayah kota Cilacap TJKPD juga menemukan adanya produk tahu mengandung methanil yellow. Metanil yellow merupakan salah satu pewarna kain yang dilarang digunakan dalam produk pangan.
Inspektor makanan Loka POM Banyumas, Awalita Citra Cahyani mengungkapkan, pada monitoring di Rita Pasaraya, pihaknya menemukan ada beberapa produk kemasan yang keadaluarsa. Ada pula beberapa produk yang kemasannya rusak, serta kesalahan penanganan pangan produk dingin dan produk beku.
“Produk dingin dan produk beku sebenarnya berisiko tinggi karena rantai dinginnya harus terjaga. Karena kalau tidak akan cepat rusak,” kata Awalita, dikutip dari cilacapkab.go.id.
Beberapa produk rantai dingin yang tidak sesuai syarat penyimpanan itu antara lain Chimory Yoghurt Drink, Diamond Juice, Kanzler Singles Bakso Hot, serta Kanzler Singles Sosis Sapi dan Ayam. Awalita juga menyoroti adanya parsel Lebaran yang sudah dikemas namun belum dilengkapi daftar produk dan tanggal kedaluarsa.
“Penanganannya harus lintas sektor. Kemarin sudah dibantu DPKUKM dan Dinas Kesehatan untuk mencari asalnya. Dan memang ditemukan produknya. Nanti dilihat apakah ada kesengajaan atau ketidaktahuan. Kalau ketidaktahuan nanti kita bina, tapi kalau ada kesengajaan maka dilimpahkan ke bagian penindakan bersama Polisi,” tandasnya. (jt/ok)