Home » Dinkes Uji Petik 200 Sampel Jajan Takjil
Dinkes Uji Petik 200 Sampel Jajan Takjil

Dinkes Uji Petik 200 Sampel Jajan Takjil (Foto: Dok Timkom Publik Pekalongan)

PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Dinas Kesehatan (Dinkes) pada bulan Ramadan tahun ini menyelenggarakan pengawasan uji petik makanan jajanan takjil di Kota Pekalongan. Tujuannya, untuk memantau dan pengawasan keamanan pangan siap saji yang dijual ke masyarakat.

Uji petik ini diungkapkan Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinkes, Mei Lestariningrum.

“Kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap Ramadhan ini bertujuan untuk mengawasi keamanan pangan jajan takjil yang dijual ke masyarakat,” kata Mei, dikutip dari pekalongankota.go.id.

Dia menyampaikan, salah satu masalah keamanan pangan yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan bahan kimia berbahaya pada makanan seperti formalin, boraks dan pewarna sintetis Rhodamin B atau methanil yellow.

“Adapun yang menjadi sasaran pemeriksaan adalah makanan yang dicurigai menggunakan pengenyal boraks atau pengawet formalin seperti  bakso, sempolan, tempura, tahu, mie dan makanan atau minuman yang  menggunakan pewarna seperti sirup, selai, bubur, kerupuk, dan sebagainya,” kata Mei.

Dilansir dari twitter @pkl_dinkes, hasil dari 200 sampel makanan yang diuji, tidak ada yang mengandung formalin atau boraks. Namun ditemukan 2 sampel makanan yang mengandung pewarna kimia berbahaya rhodamin yaitu pada kerupuk usek dan bubur sagu.

Mei menjelaskan, untuk pedagang yang makanannya tidak mengandung bahan kimia berbahaya akan diberi tanda oleh petugas berupa penempelan stiker supaya masyarakat yang membeli bisa mengetahui bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi.

“Jika ditemukan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, petugas akan memberi edukasi dan menelusur asal produk untuk kemudian dilakukan pengawasan/sidak terpadu,” tandas Mei.

Dia berharap pedagang maupun masyarakat semakin peduli terhadap  keamanan makanan yang akan dikonsumsi. Masyarakat diharapkan bisa mengenali ciri produk makanan yang tidak aman antara lain dari aroma, tekstur, rasa, maupun dari warnanya. (jt/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *