
Salah satu peserta unjuk kebolehan saat Festival Tong-tong Klek tahun 2022 lalu. (Foto: Istimewa)
REMBANG, KanalMuria – Bupati Rembang Abdul Hafidz angkat bicara terkait pelaksanaan Festival Tong-tong Klek yang dilaksanakan secara terpusat, tapi tidak keliling yang dianggap sebagian kalangan tidak peduli seni budaya.
“Kita bukannya menghilangkan budaya, tetapi ingin menunjukkan budaya dulu itu seperti apa. Sekarang bayangkan tong- tong klek dimodifikasi seperti itu ramainya, sehingga aslinya itu malah justru akan hilang, itu yang tidak kita inginkan,” ujar Bupati.
Bupati tidak menampik ada unsur hiburan jika tong- tong klek dilakukan secara keliling. Namun, kendati dilaksanakan terpusat dan tradisional tetap ada unsur hiburannya.
Lebih lanjut Bupati menegaskan di masa kepemimpinannya, tak hanya menghadirkan sholawatan saja. Berbagai hiburan juga telah digelar di kota garam, mulai musik bergenre pop hingga dangdut.
“Kalau soal hiburan kami biasa ngundang, Kotak 2 kali, Aura Kasih, saya memang suk sholawatan tapi kita penuhi semua keinginan masyarakat. Jadi kalau ada plintiran saya harus meluruskan,” ujarnya, dikutip dari rembangkab.go.id.
Pada masa pandemi Covid-19, Bupati Rembang juga menggelar pemantasan wayang kulit dan kethoprak. Belum lagi setiap ada acara kedinasan, ada tarian tradisional seperti orek- orek untuk penampilan pembuka.
Terkait kekhawatiran sebagian orang festival tong- tong klek digelar di alun- alun akan berdampak pada kerusakan area publik itu. Bupati telah menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan pengawasan.
“Jangan sampai alun- alun yang telah kita rawat, kita bangun jadi hancur dalam semalam. Alhamdulillah alun- alun selama ini kalau ada acara aman- aman saja, sudah teruji. Coba kalau tong- tong klek jalan, langsung rusak semua sepanjang jalan, kotor, rusak, semua sudah kita perhatikan,” tuturnya. (iby/de)