
UMKM Difa Mulia, Disabilitas Desa Sambungmacan Dilatih Kemandirian dengan Berbisnis (Foto: Dok Pemkab Sragen)
SRAGEN, KanalMuria – Difa Mulia merupakan kelompok penyandang disabilitas yang mewadahi UMKM yang ada di Desa Sambungmacan. Kelompok ini berjumlah 20 orang dan telah mempunyai beberapa usaha yang dirintis seperti laundry, kerajinan kristik, kuliner, snack, kue kering dan baju sarung.
Kelompok yang telah berdiri selama dua tahun ini dikelola Tarno warga RT 33, Dukuh Pojokrejo, Desa/Kecamatan Sambungmacan.
Tarno yang juga Ketua UMKM Difa Mulia itu bercerita, penyandang disabilitas yang terdaftar di desanya sebanyak 20 orang. Namun sebenarnya yang belum terdaftar pun masih ada.
Selama ini ia berusaha meyakinkan dan memberikan edukasi bahwa disabilitas itu memiliki hak yang sama terutama dalam peningkatan kesejahteraan dan kemandirian secara finansial.
Ia mengatakan meskipun awalnya kesulitan untuk mengajak bergabung teman-teman disabilitas dan hanya ada empat orang saja yang mau bergabung. Namun lambat laun teman-teman semangat untuk berubah.
“Awalnya kami melihat teman-teman difabilitas belum mandiri secara finansial. Untuk itu kami ingin membantu usaha-usaha kecil dengan harapan teman-teman dapat lebih mandiri dan membuka lapangan usaha baru,” kata Tarno saat Safari Ramadhan di Masjid Nur Rohman Desa Sambungmacan.
Ia menambahkan baru-baru ini (bulan Februari), pihaknya menghadirkan mentor (Ibu Rima) untuk memberikan pelatihan membuat hiasan tote bag, kreasi sulam kaos, dan pemanfaatan limbah kain perca.
“Kelompok kami sudah mengikuti event beberapa kali. Kami juga ada komunitas tingkat kecamatan, dan setiap bulan itu kami ada pertemuan yang dihadiri perangkat kecamatan Sambungmacan,” ungkapnya.
Ia menerangkan pihaknya memberikan bekal-bekal pelatihan serta bekerjasama dengan pemerintah desa supaya mengakomodasi setiap ada event diberikan tempat (stand) sehingga dapat memasarkan produk-produk dari kelompok UMKM Diva Mulia.
“Sepertinya yang paling diminati kelompok kami adalah produk-produk makanan. Karena untuk produk ketrampilan harus ada pendampingan khusus dari ahlinya,” ujar Tarno.
“Ke depan kami berkeinginan membuat produk makanan ciri khas dari desa Sambungmacan. Semoga kita bisa membuat produk yang bahan mentahnya mudah dicari sehingga bisa dikerjakan sendiri,” harap Tarno.
Anggota kelompok UMKM Difa Mulia yang hadir pada kegiatan Safari Ramadhan diwakili oleh Iis Sudarsih dan Giyanti asal Desa Sambungmacan. Ada yang berjualan kerajinan kristik, snack kering dan kue kering lebaran.
Salah satu pelaku UMKM disabilitas Iis mengatakan, telah bergabung selama dua tahun bersama Difa Mulia. Saat ini yang ia bawa adalah kue kering Lebaran seperti lidah kucing, nastar, dan kastengel yang resepnya ia pelajari dari Youtube.
Ia mengaku ini merupakan pengalaman pertamakalinya berjualan bersama kelompoknya. Kue kering yang ia jual dikemas secara menarik dan dijual dalam bentuk parsel Lebaran.
“Saya senang sekali bergabung dengan kelompok Difa Mulia selain mendapatkan pengalaman mengikuti pelatihan, punya teman baru juga diajak ikut acara-acara seperti di Masjid Nurul Iman ini. Kue ini saya jual harganya Rp 21 ribu. Saya buatkan parcel Lebaran isinya lidah kucing, nastar, gula 1 kg, kopi dan satu mie instans harganya Rp 65 ribu,” ungkapnya. (jt/ok)