
“Pendemi” Perang Sarung Makin Meluas, Polisi Wonosobo Amankan 11 Pelaku (Foto: Dok Humas Polres Wonosobo)
WONOSOBO, KanalMuria – Polres Wonosobo mengamankan 11 ABG yang melakukan ‘perang sarung’ di Jembatan Siantap Wonosobo pada Jumat (24/03) malam. Dari pengakuan para pelaku, sebelumnya mereka sudah janjian bertemu dengan lawannya melalui aplikasi WhatsApp.
Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan menjelaskan, pada Jumat (24/03) sekira pukul 22.00 WIB di atas Jembatan Siantap telah terjadi perang sarung. Para pelaku (kubu 1) kurang lebih 20 orang terdiri dari remaja Singkir, Bumigodean, Prajuritan dan Kauman.
Sedangkan kubu 2 (kubu Haki) juga terdiri kurang lebih 20 orang. Perang sarung terjadi karena adanya tantangan melalui chat pribadi melalui Whatsapp dari TG alias Igun.
“Kubu 1 di atas jembatan sebelah kanan dan kubu 2 di atas jembatan sebelah kiri, kemudian kedua kubu bertarung kurang lebih 2 menit dan kejadian perang sarung tersebut bubar karena ada salah satu korban, Haky (kubu lawan) terkena mata sebelah kanan dan dilarikan ke RSUD Wonosobo untuk menjalani perawatan,” terang Kapolres.
Dari kejadian ini, petugas mengamankan sejumlah pelaku tawuran. Kesebelas remaja yang diamankan berinisial CCS, 18, P, 17, AA, 17, S, 16, SR, 19, ZW, 17, DAJ, 18, AP, 17, MRB, 18, RAS, 17 dan DD, 16. Semua pelaku masih berstatus pelajar di sejumlah sekolah di Kabupaten Wonosobo dan juga ada yang berstatus pelajar SMA di Kota Semarang.
Awalnya, petugas mendapat laporan dari masyarakat tentang adanya perang sarung di Jembatan Siantap. Jajaran Sat Samapta langsung mendatangi TKP dan mendapat informasi terdapat 1 orang yang sampai dirawat di RSU Setjonegoro Wonosobo karena terkena sabetan sarung di matanya.
Selanjutnya personel Sat Samapta merapat ke RSU dan mendapati sekumpulan anak remaja yang berkumpul di sekitaran RSU. “Para pelaku telah kami amankan, untuk barang bukti senjata tajam nihil. Terdapat dua orang yang masih di bawah umur, sedangkan yang lain duduk di bangku SMA,” lanjutnya.
Atas peristiwa ini, Kapolres Eko Novan menuturkan, aksi tawuran telah menjadi permasalahan sosial yang tak kunjung tuntas di berbagai daerah. Bahkan memasuki Ramadhan 1444 H, tawuran semakin intens dan mulai menyebar hingga ke berbagai wilayah termasuk Kabupaten Wonosobo.
Fenomena tawuran yang terjadi di bulan suci Ramadhan dilakukan dengan menggunakan sarung yang diisi batu. Fenomena ini disebut ‘perang sarung’.
Menurut Kapolres, perang sarung yang terjadi tidak hanya menimbulkan keresahan warga. Pihaknya mewanti-wanti jajaran untuk mengantisipasi kerawanan-kerawanan yang timbul selama Ramadhan. Sebagai langkah antisipasi, Polres Wonosobo akan terus menggelar patroli
“Tidak ada lagi tindakan-tindakan dengan pendekatan biasa saja, seluruh pengamanan kegiatan masyarakat selama Ramadhan harus dilakukan dengan ekstra,” kata Eko Novan dalam arahannya di Polres Wonosobo. (jt/ok)