Home » LSD Masih Mengganas, 40 Persen Sapi di Desa Balerante Terpapar 
LSD Masih Mengganas, 40 Persen Sapi di Desa Balerante Terpapar 

LSD Masih Mengganas, 40 Persen Sapi di Desa Balerante Terpapar (Foto: Dok Kominfo Klaten)

KLATEN, KanalMuria – Para peternak sapi Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten harus merugi. Sejumlah sapi miliknya terpapar Lumpy Skin Disease (LSD), atau warga setempat menamakan penyakit bisul sapi, yang menyebabkan ternak sapi bernanah dan daging yang terserang membusuk sehingga tidak laku dijual.

Kondisi ini membuat petugas kesehatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten berupaya melakukan penanganan. Sebanyak 12 petugas terdiri dari dokter hewan, mantri hewan dan penyuluh terbagi dalam tiga tim disebar ke seluruh penjuru Desa Balerante dengan didampangi perangkat desa melakukan upaya pengobatan.

Mengutip dari klatenkab.go.id, petugas kesehatan hewan dari DKPP Klaten memberikan pengobatan dan vitamin untuk ternak yang terpapar LSD itu untuk mengurangi tingkat kesakitan ternak.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP  Klaten, Triyanta saat mengatakan, petugas sudah turun ke lapangan untuk melakukan pengobatan bekerja sama perangkat Desa Balerante.

“Sebetulnya jadwal petugas kesehatan hewan di Desa Balerante adalah vaksinasi PMK (penyakit mulut dan kuku). Tapi di lapangan ditemukan LSD.  Kami sudah memiliki Pusat Kesehatan Hewan atau Puskeswan. Di sana sudah ada dokter hewan, mantri hewan dan penyuluhnya. Jadi kasus bisul sapi ini sudah ditangani. Petugas memberikan pengobatan dan vitamin. Bagi ternak yang terkena bisul sapi tidak dilakukan vaksinasi,” ungkapnya, Selasa (14/03).

Kepala Desa Balerante Sungkono saat ditemui di Balai Desa setempat membenarkan kabar ternak sapi di desanya terserang LSD. “Di Desa Balerante ada sekitar 1.200 ternak sapi. Sekitar 40 persennya terpapar penyakit bisul sapi.  Penyakit ini sudah menyerang ternak kira-kira dua bulan yang lalu,” jelas Sungkono.

Terkait dampak penyakit bisul sapi, Sungkono yang sudah tiga pereode menjabat sebagai Kepala Desa Balerante menerangkan kalau sapi yang terdampak nilai jualnya turun.

“Penyakit bisul sapi itu bisa merata. Setelah sekian lama jadi nanah dan menyebabkan dagingnya membusuk. Jadi bisul itu ada di bawah kulit di luar daging. Kalau daging sapi membusuk, maka sapi nilai jualnya turun. Bahkan tidak laku dijual,” terangnya. (jt/ok)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *