
Tiga Anak Korban Kekerasan Seksual Dapat Pendampingan Psikososial dari Kemensos (Foto: Dok Kemensos)
MALANG, KanalMuria – Tim Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan pendampingan psikososial pada tiga anak korban kekerasan seksual. A, 8, dan dua temannya yang berusia 10 dan 11 tahun, sebelumnya mendapat kekerasan seksual dari guru mengaji di lingkungan tempat mereka tinggal di Kabupaten Malang.
Melansir keterangan tertulis Kemensos, A akhirnya mau keluar rumah setelah beberapa pekan. Anak 8 tahun itu sebelumnya enggan ke sekolah maupun mengaji karena malu, takut dan marah yang membuatnya mengurung diri di rumah.
“Anaknya lagi ikut kegiatan di mesjid bu,” kata ibunya saat disambangi Tim dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial di rumahnya di Malang, Jumat (02/03).
Sebelumnya, tim sudah melakukan asesmen dan terapi kepada A dan dua temannya. Ketiganya diketahui menjadi korban kekerasan seksual oleh guru mengajinya sejak tahun 2021 hingga akhirnya dilaporkan ke polisi pada akhir Februari lalu.
Penyuluh Sosial Ahli Muda yang tergabung dalam tim, Chairani menyebut penanganan ketiganya tidak mudah. Sebab, ketiga anak itu mengalami tekanan psikologis.
Tim melakukan pendekatan individual dalam menangani ketiga korban. Salah satunya adalah asesmen melalui body mapping.
Body mapping adalah salah satu toolkit yang digunakan untuk mengedukasi anak mengenai tubuh sekaligus membantu mengidentifikasi kekerasan yang pernah dialami.
Anak diminta untuk menggambar dirinya sendiri di atas selembar kertas. Kemudian dipandu untuk menunjukkan bagian tubuh mana yang pernah mendapatkan kekerasan, baik fisik maupun seksual. P
Chairani mengatakan, A mampu menunjukkan beberapa bagian tubuh yang pernah mendapatkan kekerasan.
“Ada beberapa bagian yang ditunjuk. Termasuk area reproduksi, dan area sensitif lainnya. Anaknya juga menyebutkan apa saja yang dilakukan terhadapnya dan siapa pelakunya,” kata wanita yang akrab disapa Ani ini, Selasa (14/3).
Selain asesmen, pihaknya juga menggunakan body mapping untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai body boundaries atau batasan tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Anak cenderung tidak memahami mana batasan tubuh karena edukasi seks saat ini masih dianggap tabu.
“Kami ajak anak bermain dan bernyanyi. Untuk edukasi, kita ajak bernyanyi sentuhan boleh sentuhan tidak boleh,” ujar Ani.
Dia mengungkapkan, tim Kemensos lebih banyak memberikan terapi seperti hipnoterapi kepada ketiga korban. Misalnya, anak diajak ke alam bawah sadar kemudian diberikan sugesti.
Cara ini bertujuan agar anak bisa melepaskan stress dan tekanan psikologis lain yang dideritanya akibat dari kejadian kekerasan seksual. Hipnoterapi tidak hanya untuk anak, tapi juga dilakukan kepada orang tua korban.
Mereka dianggap juga menanggung beban psikologis dan sosial karena apa yang dialami oleh anaknya.
“Kita fokus pada sugesti agar anak dan orang tua menerima kejadiannya ini. Bahwa mereka tidak bersalah. Ini membantu mereka untuk lebih semangat dan lebih bahagia,” tegas Ani.
Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Soeharso Solo, Rachmat Koesnadi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Sosial Kabupaten Malang, pendamping, aparat desa dan lingkungan setempat terkait pendampingan dan monitoring perkembangan ketiga korban.
Rachmat mengatakan Sentra sudah datang ke Polres Kabupaten Malang untuk mengadvokasi proses hukum. Selain itu juga untuk berkoordinasi dengan pihak sekolah agar anak tetap merasa nyaman bersekolah dan tidak mendapat stigma negatif dari lingkungan sekolah.
Selain advokasi pasca kejadian, Sentra juga menjajaki tindakan pencegahan. “Tim kami juga advokasi ke aparat desa untuk pencegahan terjadinya kekerasan seksual terulang di lingkungan masyarakat,” kata Rachmat.
Lebih lanjut, Rachmat menuturkan Sentra juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada anak dan orang tua. Seperti pemenuhan bantuan nutrisi, sembako, alat kebersihan diri, perlengkapan sekolah dan alat permainan edukatif.
“Selain bantuan untuk anak, ada bantuan usaha untuk orang tua,” katanya.
Sentra Terpadu Soeharso Solo memberikan bantuan pemberdayaan usaha berupa usaha jualan kue, jualan bawang merah dan putih, dan usaha jualan es untuk keluarga tiga korban. (iby/ion)